Contoh Proposal Penelitian

PENGARUH PEMANFAATAN MULTI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA ……. 
TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pelajaran bahasa Indonesia pada umumnya tidak dianggap oleh siswa sebagai pelajaran yang sukar. Para siswa tidak pernah mengategorikan sebagai momok seperti halnya Pelajaran Matematika, Fisika, Bahasa Inggris, dan lain-lain. Tetapi pada kenyataannya nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia tidak lebih baik dari mata pelajaran yang dianggap sukar dan sebagai momok bagi siswa. Permasalahan ini muncul bukan hanya karena kemampuan dan motivasi belajar siswa yang kurang, tetapi juga faktor lingkungan belajar yang kurang mendukung.

Dalam hal ini kreativitas guru bahasa Indonesia dalam mengelola pembelajaran mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan  permasalahan-permasalahan di atas, guru sebagai pengelola pembelajaran harus mengemas pembelajaran yang efektif dan bermakna bagi siswa. Pembelajaran akan memiliki makna, jika pembelajaran yang dikemas guru dapat dinikmati oleh siswa dan dapat memotivasi siswa. Setya Yuwana Sudikan (2004: 2) menegaskan, mengajar adalah menata lingkungan agar pembelajar termotivasi dalam menggali makna serta menghargai ketidak seragaman.
Pada saat ini di sekolah telah mulai diperkenalkan pemanfatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Dalam proses pembelajaran setidaknya TIK menempati tiga peranan, yakni sebagai konten pembelajaran (standar kompetensi), sebagai media pembelajaran, dan sebagai alat belajar.
Sejumlah penelitian membuktikan bahwa penggunaan multimedia dalam pembelajaran menunjang efektivitas dan efesiensi proses pembelajaran. Penelitian tersebut antara lain dilakukan oleh Francis M. Drawer. Hasil penelitian ini antar lain menyebutkan bahwa setelah lebih dari tiga hari pada umumnya manusia dapat mengingat pesan yang disampaikan melalui tulisan sebesar 10%, pesan audio 10%, visual 30%, audio visual 50%, dan apabila ditambah dengan melakukan, maka akan mencapai 80%. Berdasarkan hasil penelitian ini maka multi media pembelajaran berbasis TIK dapat dikatakan sebagai media yang mempunyai potensi yang sangat besar dalam membantu proses pembelajaran.
Multi media telah mengalami perkembangan konsep sejalan dengan perkembangan teknologi pembelajaran. Ketika teknologi komputer belum dikenal, konsep multi multimedia sudah dikenal yakni dengan mengintegrasikan berbagai unsur media, seperti: cetak, kaset, audio, video, dan slide suara. Unsur-unsur tersebut dikemas dan dikombinasikan untuk menyampaikan suatu topik  materi pelajran tertentu. Pada konsep ini, setiap unsur media dianggap mempunyai kekuatan dan kelemahan. Kekuatan salah satu unsur media dimanfaatkan untuk mengatasi kelemahan media lainnya.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang sangat pesat telah membawa perubahan besar pada segala bidang, termasuk bidang pendidikan. Bila dimanfaatkan dengan tepat, maka TIK dapat meningkatkan mutu pendidikan. Tulisan ini merupakan salah satu upaya untuk mendorong para warga sekolah dalam mengembangkan dan memanfaatkan TIK, khususnya multi media pembelajaran.
Pada hakikatnya tujuan dasar perlunya multi media pembelajaran adalah untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi proses pembelajaran. Indikator yang harus dipenuhi, yakni mencakup aspek desain pembelajaran, aspek rekayasa perangkat lunak, dan aspek komunikasi visual.
B.    Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah-masalah dalam penelitian ini  dapat diidentifikasi sebagai berikut.
1.    Perlunya pengembangan kreativitas guru bahasa Indonesia dalam mengelola pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2.    Banyak metode yang dapat digunakan guru bahasa Indonesia dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
3.    Perlunya terus-menerus pengayaan wawasan pengetahuan siswa, sebab pengetahuan yang luas merupakan ”modal” dalam meningkatkan hasil belajar.
4.    Pemanfaatan multi media pembelajaran berbasis TIK merupakan salah satu cara untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang menarik.
5.    Pemanfaatan multi media pembelajaran berbasis TIK merupakan salah satu cara untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
6.    Pemanfaatan multi media pembelajaran berbasis TIK merupakan salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
C.    Pembatasan Masalah
Mengingat masalah yang tercakup dalam penelitian ini sangat luas maka penulis membatasinya sebagai berikut.
1.    Objek penelitan ini adalah bagaimana pengaruh pemanfaatan multi media pembelajaran berbasis TIK terhadap motivasi belajar siswa.
2.    Objek penelitan ini adalah bagaimana pengaruh pemanfaatan multi media pembelajaran berbasis TIK terhadap hasil belajar siswa.
3.    Materi pembelajaran bahasa Indonesia yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pada pembelajaran menulis narasi.
4.    Subjek penelitian ini adalah……………………………….
D.    Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan    masalah tersebut di atas maka dapat ditentukan rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut.
1.    Bagaimana pengaruh pemanfaatan multi media pembelajaran berbasis TIK terhadap motivasi belajar menulis narasi bagi siswa kelas ……………….
2.    Bagaimana pengaruh pemanfaatan multi media pembelajaran berbasis TIK terhadap hasil belajar menulis narasi bagi siswa kelas ………………
E.    Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.    Mengetahui pengaruh pemanfaatan multi media pembelajaran berbasis TIK terhadap motivasi belajar menulis narasi bagi siswa kelas …………
2.    Mengetahui pengaruh pemanfaatan multi media pembelajaran berbasis TIK terhadap hasil belajar menulis narasi bagi siswa kelas ………………
F.    Manfaat Penelitian
Penulisan  proposal penelitian dengan judul ”Pengaruh Pemanfaatan Multi Media Pembelajaran Berbasis TIK Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Di SMA ………… Tahun Pelajaran 2009/2010” ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut.
1.    Menumbuhkan minat dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran sehingga meningkatkan hasil belajar yang diharapkan.
2.    Untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa.
3.    Mengenalkan kepada para guru dalam memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Berbasis TIK untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran menulis narasi.
4.    Memberikan sumbang saran dalam memecahkan persoalan pembelajaran, khususnya upaya menumbuhkan kemampuan berpikir secara logis
5.    Mendorong terlaksananya proses pembelajaran aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan yang dapat mendukung tercapainya tujuan kegiatan pembelajaran.
6.    Guru dapat berkembang secara profesional karena dapat menunjukkan  bahwa ia mampu memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya, khususnya pada pelajaran menulis narasi.
7.    Guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan.
8.    Membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan /kemajuan pada diri guru dan pendidikan di sekolah tersebut

BAB II
LANDASAN TEORI/ KAJIAN PUSTAKA
DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A.    Landasan Teori
1.    Multi Media Pembelajaran
Multi media adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri atas teks, grafis, gambar, foto, audio, video, dan animasi secara terintegrasi. Multi media terbagi menjadi dua kategori, yaitu, multi media linier dan multi media interaktif. Multi media linier adalah suatu multi media yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna. Multi media ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya, TV dan film. Multi media interaktif adalah suatu multi media yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh multi media interaktif adalah multi media pembelajaran interaktif, aplikasi game, dan lain-lain.
Adapun penjelasan makna dari kata media menurut para ahli adalah sebagai berikut:
(1)    Menurut Gagne, media adalah berbagai jenis komponen pada lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa belajar.
(2)    Pendapat Briggs, media adalah segala alat fisik yang menyajikan pesan serta dapat merangsang siswa untuk belajar.
Pembelajaran adalah suatu upaya bimbingan bagi siswa agar secara sadar siswa mempunyai keinginan untuk belajar sebaik-baiknya sesuai dengan tahapan kemampuannya. Jadi pengertian dari Media Pembelajaran adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan siswa yang digunakan sebagai alat bantu untuk menyampaikan pesan dalam proses belajar sehingga siswa teransang minat dan perhatiannya untuk belajar.
Pada proses pembelajaran, media pembelajaran berguna untuk memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbal yang hanya dengan kata-kata tertulis dan penjelasan lisan, mengatasi keterbatasan ruang dan waktu serta daya indera, membuat siswa lebih aktif dan mengurangi sifat pasifnya, mengakomodir perbedaan individu siswa, dan membuat pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan.
Peranan Media pembelajaran menurut Gerlac dan Ely (1971: 285) ditegaskan bahwa ada tiga keistemewaan yang dimiliki media pembelajaran yaitu: (1) Media memiliki kemampuan untuk menangkap, menyimpan dan menampilkan kembali suatu objek atau kejadian, (2) Media memiliki kemampuan untuk menampilkan kembali objek atau kejadian dengan berbagai macam cara disesuaikan dengan keperluan, dan (3) Media mempunyai kemampuan untuk menampilkan sesuatu objek atau kejadian yang mengandung makna.
2.    Manfaat Multi Media Pembelajaran
Multi media pembelajaran akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi para guru dan siswa, apabila multi media pembelajaran dipilih, dikembangkan, dan digunakan secara tepat dan baik. Secara umum manfaat yang bisa di peroleh adalah proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar sisiwa dapat ditingkatkan, serta sikap belajar siswa dapat ditingkatkan.
Manfaat tersebut di atas dapat diperoleh mengingat terdapat keunggulan dari sebuah multi media pembelajaran, yaitu; (1) memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata, seperti kuman, bakteri, elektron, dan lain-lain. (2) Memperkecil benda yang besar, yang tidak mungkin didatangkan ke sekolah. (3) menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit, dan berlangsung cepat atau lambat. (4) Menyajikan peristiwa yang tidak mungkin dilaksakan karena akan memakan biaya yang besar. (5) Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh. (6) Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya.(7) Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa. Dan masih banyak lagi.
3.    Proses Kreatif dalam Menulis
Menulis merupakan suatu proses kreatif  yang banyak melibatkan cara berpikir divergen (menyebar) daripada konvergen (memusat) (Supriadi, 1997: 26). Menulis tidak ubahnya dengan melukis. Penulis memiliki banyak gagasan dalam menuliskannya. Kendatipun secara teknis ada kriteria-kriteria yang dapat diikutinya, tetapi wujud yang akan dihasilkan itu sangat bergantung pada kepiawaian penulis dalam mengungkapkan gagasan. Banyak orang mempunyai ide-ide bagus di benaknya sebagai hasil dari pengamatan, penelitian, diskusi, atau membaca. Akan tetapi, begitu ide tersebut dilaporkan secara tertulis, laporan itu terasa amat kering, kurang menggigit, dan membosankan. Fokus tulisannya tidak jelas, gaya bahasa yang digunakan monoton, pilihan katanya (diksi) kurang tepat dan tidak mengena sasaran, serta variasi kata dan kalimatnya kering.
Sebagai proses kreatif yang berlangsung secara kognitif, penyusunan sebuah tulisan memuat empat tahap, yaitu (1) tahap persiapan (prapenulisan), (2) tahap inkubasi, (3) tahap iluminasi, dan (4) tahap verifikasi/evaluasi. Keempat proses ini tidak selalu disadari oleh para pembelajar bahasa Indonesia sebagai bahasa asing. Jika dilacak lebih jauh lagi, hampir semua proses menulis (esai, opini/artikel, karya ilmiah, artistik, atau bahkan masalah politik sekali pun) melalui keempat tahap ini. Harap diingat, bahwa proses kreatif tidak identik dengan proses atau langkah-langkah mengembangkan laporan tetapi lebih banyak merupakan proses kognitif atau bernalar.
Pertama, tahap persiapan atau prapenulisan adalah ketika pembelajar menyiapkan diri, mengumpulkan informasi, merumuskan masalah, menentukan fokus, mengolah informasi, menarik tafsiran dan inferensi terhadap realitas yang dihadapinya, berdiskusi, membaca, mengamati, dan sebagainya yang memperkaya masukan kognitif yang akan diproses selanjutnya.
Kedua, tahap inkubasi adalah ketika pembelajar memproses informasi yang dimilikinya sedemikian rupa sehingga mengantarkannya pada ditemukannya pemecahan masalah atau jalan keluar yang dicarinya. Proses inkubasi ini analog dengan ayam yang mengerami telurnya sampai telur menetas menjadi anak ayam. Proses ini seringkali terjadi secara tidak disadari, dan memang berlangsung dalam kawasan bawah sadar (subconscious) yang pada dasarnya melibatkan proses perluasan pikiran (expanding of the mind). Proses ini dapat berlangsung beberapa detik sampai bertahun-tahun. Biasanya, ketika seorang penulis melalui proses ini seakan-akan ia mengalami kebingungan dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Oleh karena itu, tidak jarang seorang penulis yang tidak sabar mengalami frustrasi karena tidak menemukan pemecahan atas masalah yang dipikirkannya. Seakan-akan melupakan apa yang ada dalam benak kita. Berekreasi dengan anggota keluarga, melakukan pekerjaan lain, atau hanya duduk termenung. Kendatipun demikian, sesungguhnya di bawah sadar sedang mengalami proses pengeraman yang menanti saatnya untuk segera “menetas”.
Ketiga, tahap iluminasi adalah ketika datangnya inspirasi atau insight, yaitu gagasan datang seakan-akan tiba-tiba dan berloncatan dari pikiran. Pada saat ini, apa yang telah lama dipikirkan menemukan pemecahan masalah atau jalan keluar. Iluminasi tidak mengenal tempat atau waktu. Ia bisa datang ketika duduk di kursi, sedang mengendarai mobil, sedang berbelanja di pasar atau di supermarket, sedang makan, sedang mandi, dan sebagainya.
Jika hal-hal itu terjadi, sebaiknya gagasan yang muncul dan amat dinantikan itu segera dicatat, jangan dibiarkan hilang kembali sebab momentum itu biasanya tidak berlangsung lama. Tentu saja untuk peristiwa tertentu, menuliskannya setelah selesai melakukan pekerjaan.
Seringkali orang menganggap iluminasi ini sebagai ilham. Padahal, sesungguhnya ia telah lama atau pernah memikirkannya. Secara kognitif, apa yang dikatakan ilham tidak lebih dari proses berpikir kreatif. Ilham tidak datang dari kevakuman tetapi dari usaha dan ada masukan sebelumnya terhadap referensi kognitif seseorang.
Keempat, tahap terakhir, yaitu verifikasi, apa yang dituliskan sebagai hasil dari tahap iluminasi itu diperiksa kembali, diseleksi, dan disusun sesuai dengan fokus tulisan. Mungkin ada bagian yang tidak perlu dituliskan, atau ada hal-hal yang perlu ditambahkan, dan lain-lain. Mungkin juga ada bagian yang mengandung hal-hal yang peka, sehingga perlu dipilih kata-kata atau kalimat yang lebih sesuai, tanpa menghilangkan esensinya. Jadi, pada tahap ini menguji dan menghadapkan apa yang ditulis itu dengan realitas sosial, budaya, dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
4.    Pembelajaran Menulis dengan Baik
Di dalam pembelajaran menulis siswa tidak dapat dibawa langsung pada kegiatan inti. Pengetahuan tentang ciri-ciri tulisan yang baik perlu ditanamkan pada siswa terlebih dalam dahulu. Sebuah tulisan selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu bentuk dan isi. Bentuk berkenaan dengan bahasa, sedangkan isi berkaitan dengan materi yang dikandung dalam tulisan, apapun jenis tulisannya.
Ditinjau dari dua aspek tersebut, Nursisto (2000: 47) mengemukakan beberapa ciri tulisan yang baik, sebagaimana diuraikan di bawah ini.
a.    Berisi hal-hal yang bermanfaat.
Tulisan yang bisa memenuhi kebutuhan pembaca akan mendapat penghargaan masyarakat. Sangat mungkin tulisan itu tidak begitu mendalam, tetapi memberikan manfaat langsung bagi pembaca.
b.    Pengungkapan jelas
Pengungkapan yang jelas dapat ditandai dengan mudahnya sebuah tulisan dicerna oleh pembaca. Dengan pengungkapan yang semakin jelas, sebuah tulisan akan semakin mudah untuk diikuti. Faktor pendukung utamanya adalah pilihan kata (diksi), ketepatan struktur kalimat, akuratnya pilihan kata-kata penghubung, pengorganisasian ide yang padu, kesesuaian menentukan contoh-contoh, ilustrasi, dan masih banyak lagi. Pengungkapan yang jelas tidak akan membingungkan pembaca karena permasalahan yang dibicarakan dalam karangan dapat dipahami oleh pembaca secara tepat dan benar.
c.    Penciptaan kesatuan dan pengorganisasian
Tulisan yang mampu menciptakan kesatuan dan sekaligus terorganisasi dengan baik ditandai oleh mudahnya pembaca memahami tulisan. Sebaiknya tulisan langsung menjelaskan inti permasalahan dan tidak berbelit-belit. Perpindahan pembahasan dari satu masalah ke masalah yang lain berlangsung secara mulus tanpa menimbulkan kesenjangan. Tiap kalimat dapat mendukung ide utama paragraf. Setiap kali ditambahkan kalimat baru, kalimat tersebut masih berdaya dukung terhadap kalimat sebelumnya.
d.    Efektif dan efisien
Yang dimaksud dengan efektif dan efisien adalah pengungkapan suatu maksud dengan mengutamakan efesiensi dan efektifitas, yaitu dalam menggunakan kalimat dan kata-kata yang ringkas, namun dapat menjangkau makna yang luas.
e.    Ketepatan penggunaan bahasa
Tulisan yang baik juga ditentukan oleh penggunaan bahasa. Penggunaan bahasa yang baik dan benar akan meningkatkan bobot tulisan. Hal yang tercakup di dalamnya adalah kesanggupan penulis untuk memnuhi berbagai kaidah berbahasa Indonesia secara tepat. Pembentukan kata, penyusunan kelompok kata, penyusunan kalimat, serta penguasaan ejaan dan tanda baca harus memadai.
f.    Terdapat variasi kalimat
Variasi yang berkaitan dengan penggunaan bahasa dalam tulisan adalah penyusunan kalimat panjang dan pendek secara berselang-seling. Untuk menghindari penggunaan kata-kata yang sama secara berulang-ulang dengan cara mencari sinonimnya, atau menampilkan kalimat bermajas adalah cara-cara membuat variasi kalimat. Ditampilkannya kalimat retoris dapat mengundang perhatian pembaca. Ungkapan, pepatah, dan peribahasa yang ditampilkan secara tepat juga dapat menghilangkan kejenuhan. Demikian pula bila sesekali ditampilkan kata-kata bersajak dalam komposisi yang tepat dan tidak dipaksakan. Harmoni atau nuansa serasi adalah suatu hal yang di senangi oleh setiap orang.
g.     Vitalitas
Tulisan yang baik biasanya penuh tenaga dan kaya dengan potensi. Kandungan kekuatan dalam tulisan itu menjadikan pembaca merasa bahwa si penulis hadir di dalam tulisannya. Pembaca merasa seakan-akan penulis ada di dekatnya sehingga terjadi kontak dan timbul jalinan yang akrab antara pembaca dengan penulis.
h.    Cermat
Tulisan dikatakan baik, tidak terlepas dari kecermatan. Hal-hal kecil, seperti titik dan koma tidak boleh dianggap remeh dan diabaikan. Kecermatan juga sangat diperlukan ketika memilih kata maupun menyusun kalimat. Dengan kecermatan itu, tulisan yang di susun akan semakin baik dan terhindar dari kekurangan.
i.    Objektif
Menulis adalah mengungkapkan sesuatu secara jujur, tidak terdapat muatan emosi, dan realistis. Pengungkapan harus runtut dan teratur. Selain itu, uraian harus mencerminkan bahwa penulis benar-benar menguasai dan menghayati permasalahan yang diuraikannya.
5.    Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar seseorang ditentukan dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik itu faktor internal maupun faktor eksternal. Hasil belajar terbentuk dari dua kata yaitu ‘hasil’ dan ‘belajar’ yang masing-masing kata tersebut mengandung arti. Hasil menunjukan pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang merubah fungsi awalnya. Dalam suatu input-proses-hasil, hasil dapat jelas dibedakan dengan input akibat dari perubahan oleh proses. Begitu pun pada kegiatan belajar mengajar, setelah belajar siswa berubah perilakunya dibanding sebelumnya.
Adapun makna belajar menurut Grounlund (1985: 25), adalah proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Perubahan itu diperoleh melalui usaha (bukan karena kematangan), menetap dalam waktu yang relatif lama dan merupakan hasil pengalaman. Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar. Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya (Winkel, 1999: 51). Aspek perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Benjamin S. Bloom, E. Simpson dan A. Harrow (Winkel,1999: 244) yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
B.    Kerangka Berpikir
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang paling tinggi tingkat kesulitannya dibandingkan dengan keterampilan-keterampilan berbahasa yang lain, yaitu mendengarkan, berbicara, dan membaca. Untuk itu, penelitian ini  menitikberatkan pada keterampilan menulis.
Untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran menulis perlu  adanya motivasi yang tinggi. Tindakan kreatif guru bahasa Indonesia dalam mengemas dan menyajikan materi pembelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis penting dilakukan, supaya pembelajaran lebih bermakna, menarik, mudah dipahami, dan dapat membangun kreativitas siswa, dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan pemanfaatan Multi Media Pembelajaran Berbasis TIK.
C.    Hipotesis Penelitian
Kegiatan menulis narasi mempunyai peranan penting dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Melalui menulis narasi siswa tidak semata-mata dilatih menulis, tetapi secara utuh siswa juga belajar keterampilan berbahasa Indonesia.  Siswa dapat menulis narasi dengan baik jika memiliki wawasan pengetahuan yang luas, kepekaan batin, dan daya imajinasi yang tinggi. Wawasan itu dapat diperoleh melalui proses membaca, mendengarkan, maupun melalui komunikasi lisan (berbicara).
Pembelajaran keterampilan menulis mempunyai tujuan praktis. Siswa dapat menerapkan materi dalam bentuk tulisan, bukan sekadar teori yang mudah dilupakan. Keterampilan menulis sangat diperlukan untuk mengembangkan keterampilan berbahasa secara kompleks yang berguna dalam mengembangkan kecakapan hidup . Oleh karena itu, diharapkan setelah siswa lulus SMA mempunyai keterampilan menulis yang memadai.
Berdasarkan uraian di atas hipotesis yang dapat dirumuskan adalah:
(1)    Dengan pemanfaatan multi media pembelajaran berbasis TIK dapat
bermanfaat untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran bahasa Indonesia di SMA …………….. Tahun Pelajaran 2009/2010.
(2)    Dengan pemanfaatan multi media pembelajaran berbasis TIK dapat bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran bahasa Indonesia di ………………. Tahun Pelajaran 2009/2010.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Tempat dan Waktu  Penelitian
1.    Tempat Penelitian
Penelitian terhadap pengaruh pemanfaatan multi media pembelajaran berbasis TIK terhadap hasil belajar siswa ini dilaksanakan di SMA ……………………
2.    Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2009/2010 , tepatnya pada bulan September 2009.
B.    Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian deskriptif. Peneliti melakukan survey ke SMA ………… yang menjadi objek penelitian lalu melakukan analisis terhadap hasil belajar siswa yang diakibatkan oleh proses pembelajaran. Analisis ini mencakup observasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa.
C.    Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dan wilayah generalisasi penelitian ini adalah siswa kelas ………………., Tahun Pelajaran 2011/ 2012 Dalam penelitian ini seluruh populasi yang telah disebutkan akan diteliti seluruhnya atau seluruh populasi akan menjadi sampel total (sensus). Jadi dalam penelitian ini mengambil sampel semua siswa kelas…….. sebanyak ……….siswa.
D.    Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini, instrumen yang akan digunakan dalam pengumpulan data adalah penggunaan qoessioner atau angket. Angket ini berisi pertanyaan pertanyaan yang harus dijawab oleh subjek penelitian yang telah ditetapkan sebagai sampel penelitian. Angket ini diperlukan untuk memperoleh data berupa respon siswa terhadap proses pembelajaran dengan pemanfaatan multi media pembelajaran berbasisi TIK.
E.    Analisis Data
Dalam penelitian ini kegiatan analisis data dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data di lapangan. Dari data yang terkumpul kemudian dianalis dengan cara (1) mereduksi data, (2) display data, (3) kesimpulan dan verivikasi.

DAFTAR PUSTAKA

Ade Kusnandar dkk. 2007. Panduan Pengembangan Multi Media Pembelajaran.
Jakarta: Depdiknas.
Ibadullah Malawi. 2009. Diktat Kuliah Penelitian Pendidikan. Madiun: IKIP.
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia. 2008.     Pedoman Penulisan Skripsi. Madiun: IKIP.
Nana Sudjana. 2006. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung: Sinar Baru     Algensindo.
Nur Bahdin Tanjung dan Ardial. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta:     Fajar     Interpratama Offset.
Nursisto. 2000. Penuntun Mengarang. Jakarta: Adi Cita Karya Nusa.
Pamungkas. 1997. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang     Disempurnakan. Surabaya: Giri Surya.

Nyi Roro Kidul

Cerita tentang Nyi Roro Kidul ini sangat terkenal. Bukan hanya dikalangan penduduk Yogyakarta dan Surakarta, melainkan di seluruh Pulau Jawa. Baik di Jawa Tengah,

Jawa Barat dan Jawa Timur. Di daerah Yogyakarta kisah Nyi Roro Kidul selalu dihubungkan dengan kisah para Raja Mataram. Sedangkan di Jawa Timur khususnya di Malang Selatan tepatnya di Pantai Ngliyep, Nyi Roro Kidul dipanggil dengan sebutan Kanjeng Ratu Kidul. Di Pantai Ngliyep juga diadakan upacara Labuhan yaitu persembahan para pemuja Nyi Roro Kidul yang menyakini bahwa kekayaan yang mereka dapatkan adalah atas bantuan Nyi Roro Kidul dan anak buahnya.

Konon, Nyi Roro Kidul adalah seorang ratu yang cantik bagai bidadari, kecantikannya tak pernah pudar di sepanjang zaman. Di dasar Laut Selatan, yakni lautan yang dulu disebut Samudra Hindia - sebelah selatan pulau Jawa, ia bertahta pada sebuah kerajaan makhluk halus yang sangat besar dan indah.

Siapakah Ratu Kidul itu? Konon, menurut yang empunya cerita, pada mulanya adalah seorang wanita, yang berparas elok, Kadita namanya. Karena kecantikannya, ia sering disebut Dewi Srengenge, yang artinya Matahari Jelita. Kadita adalah putri Raja Munding Wangi. Walaupun Kadita sangat elok wajahnya, Raja tetap berduka karena tidak mempunyai putra mahkota yang dapat disiapkan. Baru setelah Raja memperistrikan Dewi Mutiara lahir seorang anak lelaki. Akan tetapi, begitu mendapatkan perhatian lebih, Dewi Mutiara mulai mengajukan tuntutan-tuntutan, antara lain, memastikan anaknya lelaki akan menggantikan tahta dan Dewi Kadita harus diusir dari istana. Permintaan pertama diluluskan, tetapi untuk mengusir Kadita, Raja Munding Wangi tidak bersedia.

“Ini keterlaluan,” sabdanya. “Aku tidak bersedia meluluskan permintaanmu yang keji itu,” sambungnya. Mendengar jawaban demikian, Dewi Mutiara malahan tersenyum sangat manis, sehingga kemarahan Raja, perlahan-lahan hilang. Tetapi, dalam hati istri kedua itu dendam membara.

Hari esoknya, pagi-pagi sekali, Mutiara pengutus inang mengasuh memanggil seorang tukang sihir, si Jahil namanya. Kepadanya diperintahkan, agar kepada Dewi Kadita dikirimkan guna-guna.

“Bikin tubuhnya berkudis dan berkurap,” perintahnya. “Kalau berhasil, besar hadiah untuk kamu!” sambungnya. Si Jahil menyanggupinya. Malam harinya, tatkala Kadita sedang lelap, masuklah angin semilir ke dalam kamarnya. Angin itu berbau busuk, mirip bau bangkai. Tatkala Kadita terbangun, ia menjerit. Seluruh tubuhnya penuh dengan kudis, bernanah dan sangat berbau tidak enak.

Tatkala Raja Munding Wangi mendengar berita ini pada pagi harinya, sangat sedihlah hatinya. Dalam hati tahu bahwa yang diderita Kadita bukan penyakit biasa, tetapi guna-guna. Raja juga sudah menduga, sangat mungkin Mutiara yang merencanakannya. Hanya saja. Bagaimana membuktikannya. Dalam keadaan pening, Raja harus segera memutuskan.

Hendak diapakan Kadita. Atas desakan patih, putri yang semula sangat cantik itu mesti dibuang jauh agar tidak menjadikan aib.

Maka berangkatlah Kadita seorang diri, bagaikan pengemis yang diusir dari rumah orang kaya. Hatinya remuk redam; air matanya berlinangan. Namun ia tetap percaya, bahwa Sang Maha Pencipta tidak akan membiarkan mahluk ciptaanNya dianiaya sesamanya. Campur tanganNya pasti akan tiba. Untuk itu, seperti sudah diajarkan neneknya almarhum, bahwa ia tidak boleh mendendam dan membenci orang yang membencinya.

Siang dan malam ia berjalan, dan sudah tujuh hari tujuh malam waktu ditempuhnya, hingga akhirnya ia tiba di pantai Laut Selatan. Kemudian berdiri memandang luasnya lautan, ia bagaikan mendengar suara memanggil agar ia menceburkan diri ke dalam laut. Tatkala ia mengikuti panggilan itu, begitu tersentuh air, tubuhnya pulih kembali. Jadilah ia wanita cantik seperti sediakala. Tak hanya itu, ia segera menguasai seluruh lautan dan isinya dan mendirikan kerajaan yang megah, kokoh, indah dan berwibawa. Dialah kini yang disebut Ratu Laut Selatan.
Cerita tentang Nyi Roro Kidul ini banyak versinya. Ada versi Jawa Barat, Jawa Timur dan Yogyakarta.

Konon Nyi Roro Kidul itu tak lain adalah seorang jin yang mempunyai kekuatan dahsyat. Hingga kini masih ada saja orang yang mencari kekayaan dengan jalan pintas yaitu dengan menyembah Nyi Roro Kidul. Mereka dapat kekayaan berlimpah tetapi harus mengorbankan keluarga dan bahkan akan mati sebelum waktunya, jiwa raga mereka akan dijadikan budak bagi kejayaan Keraton Laut Selatan.

Cerita ini dapat digolongkan sebagai mitos, sebab mengaruhnya sangat mendalam, mendasr dan jauh bagi alam pikiran tradisional di Yogyakarta.

Malin Kundang

Malin termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin sedang mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu. Luka tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang.

Karena merasa kasihan dengan ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Malin memutuskan untuk pergi merantau agar dapat menjadi kaya raya setelah kembali ke kampung halaman kelak.

Awalnya Ibu Malin Kundang kurang setuju, mengingat suaminya juga tidak pernah kembali setelah pergi merantau tetapi Malin tetap bersikeras sehingga akhirnya dia rela melepas Malin pergi merantau dengan menumpang kapal seorang saudagar.Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman.

Di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang beruntung, dia sempat bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu sehingga tidak dibunuh oleh para bajak laut.

Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan tenaga yang tersisa, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.

Berita Malin Kundang yang telah menjadi kaya raya dan telah menikah sampai juga kepada ibu Malin Kundang. Ibu Malin Kundang merasa bersyukur dan sangat gembira anaknya telah berhasil. Sejak saat itu, ibu Malin setiap hari pergi ke dermaga, menantikan anaknya yang mungkin pulang ke kampung halamannya.

Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin yang melihat kedatangan kapal itu ke dermaga melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta istrinya.

Ibu Malin pun menuju ke arah kapal. Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. "Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?", katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tetapi melihat wanita tua yang berpakaian lusuh dan kotor memeluknya Malin Kundang menjadi marah meskipun ia mengetahui bahwa wanita tua itu adalah ibunya, karena dia malu bila hal ini diketahui oleh istrinya dan juga anak buahnya.

Mendapat perlakukan seperti itu dari anaknya ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menyumpah anaknya "Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu".

Tidak berapa lama kemudian Malin Kundang kembali pergi berlayar dan di tengah perjalanan datang badai dahsyat menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang. Sampai saat ini Batu Malin Kundang masih dapat dilihat di sebuah pantai bernama pantai Aia Manih, di selatan kota Padang, Sumatera Barat.

Kota Bandung

Mengenai asal-usul nama “Bandung”, dikemukakan berbagai pendapat. Sebagian mengatakan bahwa, kata ‘Bandung” dalam bahasa Sunda, identik dengan kata “banding” dalam bahasa Indonesia, berarti berdampingan. Ngabandeng (Sunda) berarti berdampingan atau berdekatan. Hal ini antara lain dinyatakan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka (1994) dan Kamus Sunda-Indonesia terbitan Pustaka Setia (1996), bahwa kata “Bandung” berarti berpasangan dan berarti pula berdampingan.Pendapat lain mengatakan, bahwa kata “bandung” mengandung arti besar atau luas. Kata itu berasal dari kata bandeng. Dalam bahasa Sunda, ngabandeng adalah sebutan untuk genangan air yang luas dan tampak tenang, namun terkesan menyeramkan. Diduga kata bandeng itu kemudian berubah bunyi menjadi “Bandung”. Ada pula pendapat yang menyatakan bahwa kata “Bandung” berasal dari kata “bendung”. Pendapat-pendapat tentang asal dan arti kata “Bandung” itu, rupanya berkaitan dengan peristiwa terbendungnya aliran Sungai Citarum purba di daerah Padalarang oleh lahar Gunung Tangkuban Parahu yang meletus pada masa holosen (± 6000 tahun yang lalu). Akibatnya, daerah antara Padalarang hingga Cicalengka (± 30 kilometer) dan daerah antara Gunung Tangkuban Parahu hingga Soreang (± 50 kilometer) terendam air menjadi sebuah danau besar yang kemudian dikenal dengan sebutan “Danau Bandung” atau “Danau Bandung Purba”. Berdasarkan basil penelitian geologi, air “Danau Bandung” diperkirakan mulai surut pada masa neolitikum (± 8000 – 7000 s.M.). Proses surutnya air danau itu berlangsung secara bertahap dalam waktu berabad-abad.
Secara historis, kata atau nama “Bandung” mulai dikenal sejak di daerah bekas danau tersebut berdiri pemerintah Kabupaten Bandung (sekitar dekade ketiga abad ke-17). Dengan demikian, sebutan “Danau Bandung” terhadap danau besar itu pun terjadi setelah berdirinya Kabupaten Bandung.

Lutung Kasarung


Di Jawa Barat pada jaman dahulu kala ada sebuah Kerajaan Hindu yang besar dan cukup kuat, yaitu berpusat di kota Bogor. Kerajaan itu adalah Kerajaan “Pajajaran”, pada saat itu raja yang memerintah yaitu Prabu Siliwangi. Beliau sudah lanjut usia dan bermaksud mengangkat Putra Mahkotanya sebagai penggantinya.

Prabu Siliwangi mempunyai tiga orang putra dan satu orang putri dari dua Permaisuri, dari permaisuri yang pertama mempunyai dua orang putra, yaitu Banyak Cotro dan Banyak Ngampar. Namun sewaktu Banyak Cotro dan Banyak Ngampar masih kecil ibunya telah meninggal.

Maka Prabu Siliwangi akhirnya kawin lagi dengan permaisuri yang kedua, yaitu Kumudaningsih. Pada waktu Dewi Kumuudangingsih diambil menjadi Permaisuri oleh Prabu Siliwangi, ia mengadakan perjanjian, bahwa jika kelak ia mempunyai putra laki-laki, maka putranyalah yang harus meggantikan menjadi raja di Pajajaran.

Dari perkawinannya dengan Dewi Kumudaningsih, Prabu Silliwangi mempunyai seorang putra dan seorang putri, yaitu: Banyak Blabur dan Dewi Pamungkas.

Pada suatu hari Prabu Siliwangi memanggil Putra Mahkotanya, Banyak Cotro dan Banyak Blabur untuk menghadap, maksudnya ialah Prabu Siliwangi akan mengangkat putranya untuk menggantikan menjadi raja di Pajajaran karena beliau sudah lajut usia.

Namun dari kedua Putra Mahkotanya belum ada yang mau diangkat menjadi raja di Pajajaran. Sebagai putra sulungnya Banyak Cokro mengajukan beberapa alasan, antara lain alasannya adalah:

* Untuk memerintahkan Kerajaan dia belum siap, karena belum cukup ilmu.
* Untuk memerintahkan Kerajaan seorang raja harus ada Permaisuri yang mendampinginya, sedangkan Banyak Cotro belum kawin.

Banyak Cotro mengatakan bahwa dia baru kawin kalau sudah bertemu dengan seorang putri yang parasnya mirip dengan ibunya. Oleh sebab itu Banyak Cotro meminta ijin pergi dari Kerajaan Pajajaran untuk mencari putri yang menjadi idamannya.

Kepergian Banyak Cotro dari Kerajaan Pajajaran melalui gunung Tangkuban Perahu, untuk menghadap seorang pendeta yang bertempat di sana. Pendeta itu ialah Ki Ajar Winarong, seorang Pendeta sakti dan tahu untuk mempersunting putri yang di idam-idamkannya dapat tercapai.

Namun ada beberapa syarat yang harus dilakukan dan dipenuhi oleh Banyak Cotro, yaitu harus melepas dan menaggalkan semua pakaian kebesaran dari kerajaan dengan hanya memakai pakaian rakyat biasa. Dan ia harus menyamar dengan nama samaran “Raden Kamandaka”

Setelah Raden Kamandaka berjalan berhari-hari dari Tangkuban Perahu ke arah Timur, maka sampailah Raden Kamandaka kewilayah Kadipaten Pasir Luhur.

Secara kebetulan Raden Kamandaka sampai Pasir Luhur, betemu dengan Patih Kadipaten Pasir Luhur yaitu Patih Reksonoto. Karena Patih Reksonoto sudah tua tidak mempuunyai anak, maka Raden Kamandaka akhirnya dijadikan anak angkat Patih Reksonoto merasa sangat bangga dan senang hatinya mempunyai Putra Angkat Raden Kamandaka yang gagah perkasa dan tampan, maka Patih Reksonoto sangat mencintainya.

Adapun yang memerintahkan Kadipaten Pasir Luhur adalah “Adi Pati Kanandoho”. Beliau mempunyai beberapa orang Putri dan sudah bersuami kecuali yang paling bungsu yaitu Dewi Ciptoroso yang belum bersuami. Dewi Ciptoroso inilah seorang putri yang mempunyai wajah mirip Ibu raden Kamandaka, dan Putri inilah yng sedang dicari oeh Raden Kamandaka.

Suatu kebiasaan dari Kadipaten Pasir Luhur bahwa setiap tahun mengadakan upacara menangkap ikan di kali Logawa. Pada upacara ini semua keluarga Kadipaten Pasir Luhur beserta para pembesar dan pejabatan pemerintah turut menangkap ikan di kali Logawa.

Pada waktu Patih Reksonoto pergi mengikuti upacara menangkap ikan di kali Logawa, tanpa diketahuinya Raden Kamandaka secara diam-diam telah mengikutinya dari belakang. Pada kesempatan inilah Raden Kamandaka dapat bertemu dengan Dewi Ciptoroso dan mereka berdua saling jatuh cinta.

Atas permintaan dari Dewi Ciptoroso agar Raden Kamandaka pada malam harinya untuk dating menjumpai Dewi Ciptoroso di taman Kaputren Kadipaten Pasir Luhur tempat Dewi Ciptoroso berada. Benarlah pada malam harinya Raden Kamandaka dengan diam-diam tanpa ijin patih Resonoto, ia pun pergi menjumpai Dewi Ciptoroso yang sudah rindu menanti kedatangan Raden Kamandaka.

Namun keberadaan Raden Kamandaka di Taman Kaputren Bersama Dewi Ciptoroso tidak berlangsung lama. Karena tiba-tiba prajurit pengawal Kaputren mengetahui bahwa di dalam taman ada pencuri yang masuk. Hal ini kemu kemudian dilaporkan oleh Adipatih Kandandoho.

Menanggapi laporan ini, maka Adipatih sangat marah dan memerintahkan prajuritnya untuk menangkap peencuri tersebut. Karena kesaktian dan ilmu ketangkasan yang dimiliki oleh Raden Kamandaka, maka Raden Kamandaka dapat meloloskan diri dari kepungan prajurit Pasir Luhur.

Sebelum Raden Kamandaka lolos dari Taman Kaputren, ia sempat mengatakan identitasnya. Bahwa ia bernama Raden Kamandaka putra dari Patih Reksonoto.

Hal ini didengar olehh prajurit, dan melaporkan kepada Adipatih Kandandoho. Mendengar hal ini maka Patih Reksonoto pun dipanggil dan harus menyerahkan putra nya. Perintah ini dilaksanakan oleh Patih Reksonoto, walaupun dalam hatinya sangatlah berat. Sehimgga dengan siasat dari Patih Reksonoto, maka Raden Kamandaka dapat lari dan selamat dari pengejaran para prajurit.

Raden Kamandaka terjun masuk kedalam sungai dan menyelam mengikuti arus air sungai. Oleh Patih Reksonoto dan para prajurit yang mengejar, dilaporkan bahwa Raden Kamandaka dikatakan sudah mati didalam sugai. Mendengar berita ini Adipatih Kandandoho merasa lega dan puas. Nmun sebaliknya Dewi Ciptoroso yang setelah mendengar berita itu sangatlah muram dan sedih.

Sepanjang Raden Kamandaka menyelam mengikuti arus sungai bertemulah dengan seorang yang memancing di sungai. Orang tersebut bernama Rekajaya, Raden Kamandaka dan Rekajaya kemudian berteman baik dan menetap di desa Panagih. Di desa ini Raden Kamandaka diangkat anak oleh Mbok Kektosuro, seorang janda miskin di desa tersebbut.

Raden Kamandaka menjadi penggemar adu ayam. Kebetulan Mbok Reksonoto mempunyai ayam jago yang bernama “Mercu”. Pada setiap penyabungan ayam Raden Kamandaka selalu menang dalam pertandingan, maka Raden Kamandaka menjadi sangat terkenal sebagai botoh ayam.

Hal ini tersiar sampai kerajaan Pasir Luhur, mendengar hal ini Adipatih Kandadoho menjadi marah dan murka. Beliau memerintahkan prajuritnya untuk menagkap hidup atau mati Raden Kamandaka.

Pada saat itu tiba-tiba datanglah seorang pemuda tampan mengaku dirinya bernama “Silihwarni” yang akan mengabdikan diri kepada Pasir Luhur, maka ia permohonannya diterima, tetapi asalkan ia harus dapat membunuh Raden Kamandaka. Untuk membuktikannya ia harus membawa darah dan hati Raden Kamandaka.

Sebenarnya Silihwarni adalah nama samaran. Nama itu sebenarnya adalah Banyak Ngampar Putra dari kerajaan Pajajaran, yaitu adik kandung dari Raden Kamandaka.

Ia oleh ayahnya Prabu Siliwangi ditugaskan untuk mencari saudara kandungnya yang pergi sudah lama belum kembali. Untuk mengatasi gangguan dalam perjalanan, ia dibekali pusaka keris Kujang Pamungkas sebagai senjatanya. Dan dia juga menyamar dengan nama Silihwarni, dan berpakaian seperti rakyat biasa.

Karena ia mendengar berita bahwa kakak kandungnya berada di Kadipaten Pasir Luhur, maka ia pun pergi kesana. Setelah Silihwarni menerima perintah dari Adipatih, pergilah ia dengan diikuti beberapa prajurit dan anjing pelacak menuju desa Karang Luas, tempat penyabungan ayam.

Di tempat inilah mereka bertemu. Namun keduanya sudah tidak mengenal lagi. Silihwari berpakaian seperti raknyat biasa sedangkan Raden Kamandaka berpakaian sebagai botoh ayam, dan wajahnya pucat karena menahan kernduan kepada kekasihnya.

Terjadilah persabungan ayan Raden Kamandaka dan Silihwarni, dengan tanpa disadari oleh raden kamandaka tiba-tiba Silihwarni menikam pinggang Raden Kamandaka dengan keris Kujang Pamungkasnya. Karena luka goresan keris itu tersebut darahpun keluar dengan deras. Namun karena ketangkasan Raden Kamandaka, ia pun dapat lolos dari bahaya tersebut dan tempat ia dapat lolos itu dinamakan desa Brobosan, yang berarti ia dapat lolos dari bahaya.

Karena lukanya semakin deras mengeluarkan darah, maka ia pun istirahat sebentar disuatu tempat, maka tempat itu dinamakan Bancran. Larinya Raden Kamandaka terus dikejar oleh Silihwarni dan prajurit. Pada suatu tempat Raden Kamandaka dapat menangkap anjing pelacaknya dan kemudian tempat itu diberinya nama desa Karang Anjing.

Raden Kamandaka terus lari kearah timur dan sampailah pada jalan buntu dan tempat ini ia memberi nama Desa Buntu. Pada akhirnya Raden Kamandaka sampailah di sebuah Goa. Didalam Goa ini ia beristirahat dan bersembunyi dari kejaraan Silihwarni. Silihwarni yang terus mengejar setelah sampai goa ia kehilangan jejak. Kemudian Silihwarnipun dari mulut goa tersebut berseru menantang Raden Kamandaka.

Setelah mendengar tantagan Silihwarni, Raden Kamandaka pun menjawab ia mengatakan identitasnya, bahwa ia adalah putra dari kerajaan Pajajaran namanya Banyak Cotro.

Setelah itu Silihwarnipun mengatakan identitasnya bahwa ia juga putra dari Kerajaan Pajajaran, bernama Banyak Ngampar. Demikian kata-kata yang pengakuan antara Raden Kamandaka dan Silihwarni bahwa mereka adalah putra pajajaran, maka orang yang mendengar merupakan nama versi ke-2, untuk Goa Jatijajar tersebut. Kemudian mereka berdua berpeluka dan saling memaafkan.

Namun karena Silihwarni harus membawa bukti hati dan darah Raden Kamandaka, maka akhirnya anjing pelacaknya yang dipotong diambil darah dan hatinya. Dikatakan bahwa itu adalah hati dan darah Raden Kamandaka yang telah dibunuhnya.

Raden Kamandaka kemudian bertapa di dalam goa dan mendapat petunjuk, bahwa niatnya untuk mempersunting Dewi Ciptoroso akan tercapai kalau ia sudah mendapat pakaian “Lutung” dan ia disuruh supaya mendekat ke Kadipaten Pasir Luhur, yaitu supaya menetap di hutan Batur Agung, sebelah Barat Daya dari batu Raden.

Suatu kegemaran dari Adipatih Pasir Luhur adalah berburu. Pada suatu hari Adipatih dan semua keluarganya berburu, tiba-tiba bertemulah dengan seekor lutung yang sangat besar dan jinak. Yang akhirnya di tangkaplah lutung tersebut hidup-hidup.

Sewaktu akan dibawa pulang, tiba-tiba Rekajaya datang mengaku bahwa itu adalah lutung peliharaannya, dan mengatakan beredia membantu merawatnya jika lutung itu akan dipelihara di Kadipaten. Dan permohonan itu pun dikabulkan.

Setelah sampai di kadipaten para putri berebut ingin memelihara lutung tersebut. Selama di Kadipaten lutung tersebut tidak mau dikasih makan. Oleh sebab itu akhirnya oleh Adipatih lutung tersebut disayembarakan yaitu jika ada salah seorang dari putrinya dapat memberi makan dan diterima oleh lutung tersebut maka ia lah yang akan memelihara lutung tersebut.

Ternyata makanan yang diterima oleh lutung tersebut hanyalah makanan dari Dewi Ciporoso, maka “Lutung Kasarung” itu menjadi peliharaan Dewi Ciptoroso. Pada malam hari lutung tersebut berubah wujud menjadi Raden Kamandaka. Sehingga hanya Dewi Ciptoroso yang tahu tentang hal tersebut. Pada siang hari ia berubah menjadi lutung lagi. Maka keadaan Dewi kini menjadi sangat gembira dan bahagia, yang selalu ditemani lutung kasarung.

Alkisah pada suatu hari raden dari Nusa Kambangan Prabu Pule Bahas menyuruh Patihnya untuk meminang Putri Bungsu Kadipaten Pasir Luhur Dewi Ciptoroso dan mengancam apabila pinangannya ditolak ia akan menghancurkan Kadipaten Pasir Luhur.

Atas saran dan permintaan dari Lutung Kasarung pinangan Raja Pule Bahas agar supaya diterima saja. Namun ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh raja Pule Bahas. Salah satunya ialah dalam pertemuan pengantin nanti Lutung Kasarung harus turut mendampingi Dewi Ciporoso.

Pada waktu pertemuan pengantin berlangsung, Raja Pule Bahas selalu diganggu oleh Lutung Kasarung yang selalu mendampingi Dewi Ciptoroso. Oleh sebab itu Raja Pule Bahas marah dan memukul Lutung Kasarung. Namun Lutung Kasarung telah siap berkelahi melawan Raja Pule Bahas.

Pertarungan Raja Pule Bahas dengan Lutung Kasarung terjadi sangat seru. Namun karena kesaktian dari Luung Kasarung, akhirnya Raja Pule Bahas gugur dicekik dan digigit oleh Lutung Kasarung.

Tatkala Raja Pule Bahas gugur maka Lutung Kasarung pun langsung menjelma menjadi Raden Kamandaka, dan langsung mengenkan pakaian kebesaran Kerajaan Pajajaran dan mengaku namanya Banyak Cotro. Kini Adipatih Pasir Luhur pun mengetahui hal yang sebenarnya adalah Raden Kamandaka dan Raden Kamandaka adalah Banyak Cotro dan Banyak Cotro adalah Lutung Kasarung putra mahkota dari kerajaan Pajajaran. Dan akhirnya ia dikawinkan dengan Dewi Ciptoroso.

Namun karena Raden Kamandaka sudah cacat pada waktu adu ayam dengan Silihwarni kena keris Kujang Pamungkas maka Raden Kamandaka tidak dapat menggantikan menjadi raja di Pajajaran.

Karena tradisi kerajaan Pajajaran, bahwa putra mahkota yang akan menggantikan menjadi raja tidak boleh cacat karena pusaka Kujang Pamungkas. Sehingga setelah ia dinikahkan dengan Dewi Ciptoroso, Raden Kamandaka hanya dapat menjadi Adipatih di Pasir Luhur Menggantikan mertuanya. Sedangkan yang menjadi Raja di Pajajaran adalah Banyak Blabur.

Sangkuriang

Sangkuriang adalah legenda yang berasal dari Tatar Sunda. Legenda tersebut berkisah tentang terciptanya danau Bandung, Gunung Tangkuban Parahu, Gunung Burangrang, dan Gunung Bukit Tunggul.
Dari legenda tersebut, kita dapat menentukan sudah berapa lama orang Sunda hidup di dataran tinggi Bandung. Dari legenda tersebut yang didukung dengan fakta geologi, diperkirakan bahwa orang Sunda telah hidup di dataran ini sejak beribu tahun sebelum Masehi.
Legenda Sangkuriang awalnya merupakan tradisi lisan. Rujukan tertulis mengenai legenda ini ada pada naskah Bujangga Manik yang ditulis pada daun palem yang berasal dari akhir abad ke-15 atau awal abad ke-16 Masehi. Dalam naskha tersebut ditulis bahwa Pangeran Jaya Pakuan alias Pangeran Bujangga Manik atau Ameng Layaran mengunjungi tempat-tempat suci agama Hindu di pulau Jawa dan pulau Bali pada akhir abad ke-15.
Setelah melakukan perjalanan panjang, Bujangga Manik tiba di tempat yang sekarang menjadi kota Bandung. Dia menjadi saksi mata yang pertama kali menuliskan nama tempalegendanya. Laporannya adalah sebagai berikut:
Leumpang aing ka baratkeun (Aku berjalan ke arah barat)
Datang ka Bukit Patenggeng (kemudian datang ke Gunung Patenggeng)
Sakakala Sang Kuriang (tempat legenda Sang Kuriang)
Masa dek nyitu Ci tarum (Waktu akan membendung Citarum)
Burung tembey kasiangan (tapi gagal karena kesiangan)
 
Diceritakan bahwa Raja Sungging Perbangkara pergi berburu. Di tengah hutan Sang Raja membuang air seni yang tertampung dalam daun caring (keladi hutan). Seekor babi hutan betina bernama Wayung yang tengah bertapa ingin menjadi manusia meminum air seni tadi. Wayungyang hamil dan melahirkan seorang bayi cantik. Bayi cantik itu dibawa ke keraton oleh ayahnya dan diberi nama Dayang Sumbi alias Rarasati. Banyak para raja yang meminangnya, tetapi seorang pun tidak ada yang diterima.
Akhirnya para raja saling berperang di antara sesamanya. Dayang Sumbi pun atas permitaannya sendiri mengasingkan diri di sebuah bukit ditemani seekor anjing jantan yaitu Si Tumang. Ketika sedang asyik bertenun, toropong (torak) yang tengah digunakan bertenun kain terjatuh ke bawah. Dayang Sumbi karena merasa malas, terlontar ucapan tanpa dipikir dulu, dia berjanji siapa pun yang mengambilkan torak yang terjatuh bila berjenis kelamin laki-laki, akan dijadikan suaminya. Si Tumang mengambilkan torak dan diberikan kepada Dayang Sumbi. Dayang Sumbi akhirnya melahirkan bayi laki-laki diberi nama Sangkuriang.
Ketika Sangkuriang berburu di dalam hutan disuruhnya si Tumang untuk mengejar babi betina Wayungyang. Karena si Tumang tidak menurut, lalu dibunuhnya. Hati si Tumang oleh Sangkuriang diberikan kepada Dayang Sumbi, lalu dimasak dan dimakannya. Setelah Dayang Sumbi mengetahui bahwa yang dimakannya adalah hati si Tumang, kemarahannya pun memuncak serta merta kepala Sangkuriang dipukul dengan senduk yang terbuat dari tempurung kelapa sehingga luka.
Sangkuriang pergi mengembara mengelilingi dunia. Setelah sekian lama berjalan ke arah timur akhirnya sampailah di arah barat lagi dan tanpa sadar telah tiba kembali di tempat Dayang Sumbi, tempat ibunya berada. Sangkuriang tidak mengenal bahwa putri cantik yang ditemukannya adalah Dayang Sumbi - ibunya. Terminological kisah kasih di antara kedua insan itu. Tanpa sengaja Dayang Sumbi mengetahui bahwa Sangkuriang adalah puteranya, dengan tanda luka di kepalanya. Walau demikian Sangkuriang tetap memaksa untuk menikahinya. Dayang Sumbi meminta agar Sangkuriang membuatkan perahu dan telaga (danau) dalam waktu semalam dengan membendung sungai Citarum. Sangkuriang menyanggupinya.
Maka dibuatlah perahu dari sebuah pohon yang tumbuh di arah timur, tunggul/pokok pohon itu berubah menjadi gunung ukit Tanggul. Rantingnya ditumpukkan di sebelah barat dan menjadi Gunung Burangrang. Dengan bantuan para guriang, bendungan pun hampir selesai dikerjakan. Tetapi Dayang Sumbi bermohon kepada Sang Hyang Tunggal agar maksud Sangkuriang tidak terwujud. Dayang Sumbi menebarkan irisan boeh rarang (kain putih hasil tenunannya), ketika itu pula fajar pun merekah di ufuk timur. Sangkuriang menjadi gusar, dipuncak kemarahannya, bendungan yang berada di Sanghyang Tikoro dijebolnya, sumbat aliran sungai Citarum dilemparkannya ke arah timur dan menjelma menjadi Gunung Manglayang. Air Talaga Bandung pun menjadi surut kembali. Perahu yang dikerjakan dengan bersusah payah ditendangnya ke arah utara dan berubah wujud menjadi Gunung Tangkuban Perahu.
Sangkuriang terus mengejar Dayang Sumbi yang mendadak menghilang di Gunung Putri dan berubah menjadi setangkai bunga jaksi. Adapun Sangkuriang setelah sampai di sebuah tempat yang disebut dengan Ujung berung akhirnya menghilang ke alam gaib (ngahiyang).
 
Legenda Sangkuriang sesuai dengan fakta geologi terciptanya Danau Bandung dan Gunung Tangkuban Parahu.
Penelitian geologis mutakhir menunjukkan bahwa sisa-sisa danau purba sudah berumur 125 ribu tahun. Danau tersebut mengering 16.000 tahun yang lalu.
Telah terjadi dua letusan Gunung Sunda purba dengan tipe letusan Plinian masing-masing 105.000 dan 55.000-50.000 tahun yang lalu. Letusan plinian kedua telah meruntuhkan kaldera Gunung Sunda purba sehingga menciptakan Gunung Tangkuban Parahu, Gunung Burangrang (disebut juga Gunung Sunda), dan Gunung Bukittunggul.
Adalah sangat mungkin bahwa orang Sunda purba telah menempati dataran tinggi Bandung dan menyaksikan letusan Plinian kedua yang menyapu pemukiman sebelah barat Ci Tarum (utara dan barat laut Bandung) selama periode letusan pada 55.000-50.000 tahun yang lalu saat Gunung Tangkuban Parahu tercipta dari sisa-sisa Gunung Sunda purba. Masa ini adalah masanya Homo sapiens; mereka telah teridentifikasi hidup di Australia selatan pada 62.000 tahun yang lalu, semasa dengan Manusia Jawa (Wajak) sekitar 50.000 tahun yang lalu.

Sangkuriang dan Falsafah Sunda

Menurut Hidayat Suryalaga, legenda atau sasakala Sangkuriang dimaksudkan sebagai cahaya pencerahan (Sungging Perbangkara) bagi siapa pun manusianya (tumbuhan cariang) yang masih bimbang akan keberadaan dirinya dan berkeinginan menemukan jatidiri kemanusiannya (Wayungyang). Hasil yang diperoleh dari pencariannya ini akan melahirkan kata hati (nurani) sebagai kebenaran sejati (Dayang Sumbi, Rarasati). Tetapi bila tidak disertai dengan kehati-hatian dan kesadaran penuh/eling (teropong), maka dirinya akan dikuasai dan digagahi oleh rasa kebimbangan yang terus menerus (digagahi si Tumang) yang akan melahirkan ego-ego yang egoistis, yaitu jiwa yang belum tercerahkan (Sangkuriang). Ketika Sang Nurani termakan lagi oleh kewaswasan (Dayang Sumbi memakan hati si Tumang) maka hilanglah kesadaran yang hakiki. Rasa menyesal yang dialami Sang Nurani dilampiaskan dengan dipukulnya kesombongan rasio Sang Ego (kepala Sangkuriang dipukul). Kesombongannya pula yang memengaruhi “Sang Ego Rasio” untuk menjauhi dan meninggalkan Sang Nurani. Ternyata keangkuhan Sang Ego Rasio yang berlelah-lelah mencari ilmu (kecerdasan intelektual) selama pengembaraannya di dunia (menuju ke arah Timur). Pada akhirnya kembali ke barat yang secara sadar maupun tidak sadar selalu dicari dan dirindukannya yaitu Sang Nurani (Pertemuan Sangkuriang dengan Dayang Sumbi).
Walau demikian ternyata penyatuan antara Sang Ego Rasio (Sangkuriang) dengan Sang Nurani yang tercerahkan (Dayang Sumbi), tidak semudah yang diperkirakan. Berbekal ilmu pengetahuan yang telah dikuasainya Sang Ego Rasio (Sangkuriang) harus mampu membuat suatu kehidupan sosial yang dilandasi kasih sayang, interdependency – silih asih-asah dan silih asuh yang humanis harmonis, yaitu satu telaga kehidupan sosial (membuat Talaga Bandung) yang dihuni berbagai kumpulan manusia dengan bermacam ragam perangainya (Citarum). Sementara itu keutuhan jatidirinya pun harus dibentuk pula oleh Sang Ego Rasio sendiri (pembuatan perahu). Keberadaan Sang Ego Rasio itu pun tidak terlepas dari sejarah dirinya, ada pokok yang menjadi asal muasalnya (Bukit Tunggul, pohon sajaratun) sejak dari awal keberada-annya (timur, tempat awal terbit kehidupan). Sang Ego Rasio pun harus pula menunjukkan keberadaan dirinya (tutunggul, penada diri) dan pada akhirnya dia pun akan mempunyai keturunan yang terwujud dalam masyarakat yang akan datangd dan suatu waktu semuanya berakhir ditelan masa menjadi setumpuk tulang-belulang (gunung Burangrang).
Betapa mengenaskan, bila ternyata harapan untuk bersatunya Sang Ego Rasio dengan Sang Nurani yang tercerahkan (hampir terjadi perkawinan Sangkuriang dengan Dayang Sumbi), gagal karena keburu hadir sang titik akhir, akhir hayat dikandung badan (boeh rarang atau kain kafan). Akhirnya suratan takdir yang menimpa Sang Ego Rasio hanyalah rasa menyesal yang teramat sangat dan marah kepada “dirinya”. Maka ditendangnya keegoisan rasio dirinya, jadilah seonggok manusia transendental tertelungkup meratapi kemalangan yang menimpa dirinya (Gunung Tangkubanparahu).
Walau demikian lantaran sang Ego Rasio masih merasa penasaran, dikejarnya terus Sang Nurani yang tercerahkan dambaan dirinya (Dayang Sumbi) dengan harapan dapat luluh bersatu antara Sang Ego Rasio dengan Sang Nurani. Tetapi ternyata Sang Nurani yang tercerahkan hanya menampakkan diri menjadi saksi atas perilaku yang pernah terjadi dan dialami Sang Ego Rasio (bunga Jaksi).
Akhir kisah yaitu ketika datangnya kesadaran berakhirnya kepongahan rasionya (Ujungberung). Dengan kesadarannya pula, dicabut dan dilemparkannya sumbat dominasi keangkuhan rasio (gunung Manglayang). Maka kini terbukalah saluran proses berkomunikasi yang santun dengan siapa pun (Sanghyang Tikoro atau tenggorokan; bahasa Sunda: Hade ku omong goreng ku omong). Dan dengan cermat dijaga benar makanan yang masuk ke dalam mulutnya agar selalu yang halal bersih dan bermanfaat.

Dalam Setiap Kita III

Dalam setiap kita
ada penglipur lara
pandai bercerita
kadangkala tergeletek orang sekampung
sampai tertitis air mata
geli hati pecah perut
mengenakan orang lain
tidak kurang penuh sinis
dalam makna pelbagai warna tafsiran
tidak kira betul atau tidak
asalkan menghibur dan terhibur
jangan tidak-tidak
kerana malam pantang dibiarkan sepi
berwajah muram dan merangkak perlahan
dalam setiap kita
ada anak kecil
yang terlalu manja dan nakal
merengek minta itu dan ini
jika tak dipenuhi hasrat terbenih dendam
melontar mainan menghentak-hentak kaki
sudahnya terbaring di lantai
pedulikan suara serak
asalkan yang itu dan ini
tidak lagi kosong di hati
dalam setiap kita
ada pesakit otak
yang lupa makan ubat
lalu merayau dan meracau
buat kacau
sudahnya diri sendiri dipantau
duduklah sendirian bagai orang dipulau
dalam setiap kita
ada-ada saja yang bersarang
terlalu banyak dan sibuk untuk dilayan
hingga lupa menjadi manusia sempurna
bertindak wajar
bersikap waras.

Sabar

Kutebalkan dinding imanku yang nipis
kusimenkan batu tabah manusiaku yang goyah
kutegakkan tiang kasihku yang rebah
kukukuhkan lantai tindakanku yang retak
kuubati lidah martabatku yang berdarah
tidak lagi!
tidak lagi akan kuhunus dan tujah pisauku yang jalang
pada setiap ruang resah dan kelam
pada suasana hangat dan bingit
kerana lagunya sama saja sumbang
berulit dendam kesumat
benci dan amarah bertakhta di jiwa
malam sumpahnya luka
siang kutuknya duka
tak akan kusentak liarku
hingga tergugat fikir rasionalku
tergugat fitrahku
tergugat diam takwaku
tergugat arahku yang satu
tergugat doa kudusku
biarlah rumah cinta keinsananku
terus tegak berdiri
tak mudah goyah walau dijentik
tak mudah tumbang walau dipalu
tenang mengharungi laut suasana bergelora
dalam diam kulenturkan ketegangan
dalam diam kurobekkan wajah serigalaku
dalam diam kuhumbankan suara angkuhku
dalam diam kuhapuskan nafsu meluluku
dalam diam kulihat ke dalam diriku yang kurang
dalam diam kubakarkan hutan sangsi
dalam diam kutembusi jantung cabar yang menentang
lalu kutenggelamkan segala sanggahan
ke dalam bening air pertimbanganku
melamar sebuah kemenangan
tanpa tergeliat lidah
tanpa bicara keras
tersentak ganas
dalam diam aku bertafakur syukur
kau berjaya merumahkan setia di mukim jiwa ini.

Ikrar

Ini watan kita
yang mesti dibela
oleh setiap yang bergelar warga
tidak kira apa bangsa dan agama
dalam merumahkan setia
kibarkan bendera tercinta
kerana ada bunga kasih berkembang
tertebar harum di balik warna
dalam makna
di sini
di bumi bertuah ini
jangan tergeliat lidah
mencipta sejarah luka
juga jangan sesekali kita rebah
terperlus ke dalam lumpur keganasan
menegakkan benang basah
cuba menjadi jebat
yang kaya dengan dendam kesumat
hilang arah kerana ada luka yang tercabar
ada duka yang tersebar
ada kemanusiaan yang terbakar
ada persaudaraan yang tercemar
sungai suasana kian keruh
kerana keliru dengan buruan sendiri
sampai nafsu berkecai di tasik iman
dilanda taufan perasaan bertindih hasutan
pantang kita derhaka
pada tanah air merdeka
yang telah dibina dengan
keringat dan air mata
melaknati perit jerih nenek moyang
yang doanya tak pernah tumbang
demi maruah terbilang
ini watan kita
yang mesti dibela
tegakkan ikrar tepatilah janji
sebelum terletak nama dan wajah lesu
di akhbar pagi
berulit setia
hapuskan bara sengketa
padamkan api petualang perosak bangsa
robekkan topeng-topeng serigala
yang sentiasa tak terkawal
nafsu derhaka
mencipta huru hara
yang tak pernah direlakan ketersasarannya
ini negara kita
rumah kita bumi kita
yang mesti dibela
suara perpaduan mengimbau
sampai ke puncak awan
lalu menjadi kawan
menolak keresahan dan kedurjanaan
terpancang ikrar yang terpahat kukuh di dada
selagi berdenyutnya nadi
hingga ke hujung usia.

Jangan Jadi Seperti Embun

Jangan jadi seperti embun
ghairah bermalam di hujung rumput
bermadu kasih di daun rindu
bergurau senda di lalang kering
atau singgah sekadar melepas lelah
di jendela kaca
di tengah keasyikan menabur janji
terjala nafsu yang lesu
dalam diam ingin kembali ke dalam harum
bunga cinta yang rebah mimpi manisnya
jangan jadi seperti embun
lagu puisinya pasti sumbang dan kaku
lalu kata-kata yang tersusun indah
dan janji yang terkumpul sirna
berlari kencang bersama angin keras
bila tertebar mentari pagi
dari tidur yang panjang
jangan jadi seperti embun
hanya bijak terpahat
luka menumpangkan pedih
dan tidak pernah berbicara
pada padang kehidupan yang sama
di tengah-tengah ketidakabadian
belajarlah dari batu
di tepi jalan
atau di tepian pantai
di kaki bukit dan gunung
sentiasa bercerakin dalam diam
bila terlontar ke dalam kolam sukma
setia berbicara di ruang yang sama
meninggalkan kesan
betapa suaranya didengar
dan menolak keterasingan
hingga ke dasar air suasana.
jangan jadi seperti embun
tidak pernah sedar diketawakan batu
yang diam tapi tak diam
bila teriak air
dan bergetar teratai di kolam.

Jeritan Kerdil Seorang Pelarian


Sebenarnya kita tak mudah berpisah
walaupun ada tangan-tangan kasar memisahkan
sekalipun terpisah dari bumi sendiri
wajah manismu tak akan sirna
dibawa arus kehidupan perit
sebenarnya kita tak mudah dipisahkan
meskipun ada suara angkuh
ingin menghumban jauh
ke rimba kehidupan yang menghimpit
dan dibaham kebuasan yang sarat
dendam dan iri
berpadu menjadi api
sebenarnya kita tak mudah terlirih hanyir
ke sungai hina
bagai peminta sedekah jalanan
yang hidup bak sebuah kamar kosong
tanpa irama dan lagu
tanpa cerita tanpa nyanyi
tanpa langsir di jendela kaca
tanpa bunga pengharum ruang
berulit kesunyian
dan keterasingan
sebenarnya kita tak mudah mati dalam diri
sentiasa menjulang harga diri
pantang peradaban nenek moyang cair
terbentuk buku-buku fikir
di tengah-tengah kemanusiaan yang hancur
terheret hati yang takjub
terhirup air mata masin
terhidu darah hangat dan hamis
sebenarnya kita tahu
kekerasan bisa tersungkur ditolak kebenaran
dan kita lebih tahu betapa tak mungkin sampan
tak kenal gelombang
sekalipun ia tak menyintainya
sebenarnya kita tahu
Tuhan lebih amat mengetahui
setinggi mana gunung didaki
sepantas mana kaki dibawa berlari
dan sedalam mana lautan diselami
akan terhenti juga di tepian hari
kerana Dia satu-satunya pengunci waktu
melestarikan janji yang agung
sebenarnya kita tahu
walaupun banyak yang tidak tahu
tapi yang amat pasti
kita tidak akan dikebumikan
dalam sejarah hitam yang terukir
tanpa pusara yang bernisankan
penuh keberanian
penuh ketakwaan
penuh keimanan
penuh fitrah dan pasrah
watan!
bumimu tak pernah kaku
dan layu
kerana jiwa raga ini
selama-lamanya untukmu
kita akan kembali
bersatu dalam warna padu sebuah percintaan.

Sajak Cinta Melayu Melayu Baru

Kami akan terbang juga
sekalipun terpatah sayap
sebuah lentera masih bernyala
di kamar jiwa
terbangun harapan
hangat dengan bahang cita-cita
yang tak pernah padam
kami akan bangun juga
sekalipun jatuh terluka
air semangat masih mengalir
di sungai urat nadi
tertumbuh kasih sejati
deras dengan arus perjuangan
yang tak pernah tergenjot
kami akan teruskan juga perjalanan ini
sekalipun amat menjenuhkan
segugus cinta luhur terus terbenih
di taman kehidupan
membentuk bunga-bunga fikir
menjenguk masa depan
selepas musim panjang merentas lautan
kami akan terus menikam mata
di tengah hari
mencari sejalur purnama
sambil terpercik cahaya bintang
di malam hari
mengusir derai tawa yang palsu
menyemai kebenaran dalam warna seribu makna
tidak sesekali menadah harap sinar
pada bulan yang tersorok di balik awan
atau menimba air rindu
pada telaga rahsia yang amat dalam
kerana kami bukan insan terpinggir
di jalanan waktu
pengalaman telah banyak mengajar
hidup bukan sekadar makan dan minum
atau mimpi yang mengikat diri
makna kejayaan perlu dilontar
ke bumi yang makmur
kerana tiada jalan yang akan dibuka
kepada sesiapa yang bingung termenung
kami akan terus mendukung semua keupayaan
sambil mengutip kasih Tuhan yang bertebaran
mengulit menjadi permata
percikannya berbicara pada padang yang sama
demi agama, bangsa dan negara
yang tercinta.

Aku Masih Ingat

Aku masih ingat
dan akan terus ingat
sehingga akhir hayat
dulu kau banyak menderita
aku masih ingat
dulu kau banyak menangis
aku masih ingat
dulu kau banyak berkorban
apa saja
aku masih ingat
dulu kau berbumbung ketabahan
membesarkan aku mengenal kemanus
aku masih ingat
dulu kau berlantaikan semangat
mengasuh aku menjadi insan beriman
aku masih ingat
dulu kau berdinding kegigihan
mendidik aku menjadi anak soleh
aku masih ingat
dulu kau merumahkan setia
memelihara aku dengan kasih sayang
menjadi manusia berguna
aku masih ingat
aku masih ingat
tak kan mudah aku lupa
kerana jasamu tak terbalas semuanya
kerana tak terenang sepenuhnya
di laut budimu
ibu!
aku masih ingat
mengucapkan terima kasih
dan akan terus ingat melafazkannya
sehingga akhir hayat
aku masih ingat
segala yang murni itu.

Penanti

Kita adalah penanti
yang selalunya lupa
harta dunia tak dibawa
ke pusara abadi
kita adalah penanti
yang kerap tak menyedari
masa merangkak perlahan
tapi amat pasti
silapnya kita sebagai penanti
mengharap setinggi gunung
bila patah tepak kasih
menyalahkan Ilahi
dosanya kita
sebagai penanti
bila dikurniakan rahmat
lupa berterima kasih
telah menjadi hukum hidup
dugaan kita adalah menanti
kerana itu di dalam penantian
jangan lupa sesuatu
yang pasti
bernama mati.

Kerangka Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

JUDUL
  • Judul yang sesuai untuk PTK:
  • Upaya peningkatan Y melalui X bagi siswa
  • kelas…SD/SMP/…pada semester… tahun…
  • Peningkatan Y melalui X bagi ….
  • Optimalisasi Y melalui X bagi…
  • Penggunaan X untuk meningkatkan Y bagi..
  • Meningkatkan Y melalui X bagi ….
  • Melalui X untuk meningkatkan Y bagi ….

A. PENDAHULUAN
  1. Latar belakang masalah
         Latar belakang masalah berisi:
  • Kondisi yang diidealkan
  • Masalah yang dihadapi dan indikatornya
  • Penyebab munculnya masalah
  • Solusi yang ditawarkan peneliti: konsep solusi dan rasionalnya
      2.   Rumusan masalah
      Rumusan masalah berbentuk pertanyaan:
  • Apakah solusi yang diusulkan peneliti dapat memecahkan masalah? Bila dapat, seefektif apa solusi tersebut?
  • Bagaimana keefektifan pembelajaran/ motivasi belajar siswa, dll ketika solusi masalah tersebut diterapkan?
  • Apa kelebihan dan kelemahan solusi tersebut bila diterapkan di dalam setting?
       3. Tujuan
      Tujuan umum: memecahkan masalah yang terjadi di dalam setting.
      Tujuan khusus: menjawab pertanyaan yang dikemukakan dalam rumusan masalah.
      *) Tujuan penelitian diekspresikan dalam bentuk kalimat deklaratif.

     4. Manfaat
        Bagian ini berisi deskripsi tentang manfaat yang dapat dipetik setelah PTK selesai dilaksanakan. 
       Ada    baiknya manfaat tersebut dirinci untuk pihak-pihak tertentu yang terkait dengan dilaksanakannya
        PTK, seperti untuk (1) guru, (2) siswa, (3) sekolah, (4) peneliti lain, dan (5) pengambil kebijakan.

B. KERANGKA TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN
     Bagian ini mengemukakan deskripsi teoretis konsep-konsep kunci yang terdapat dalam judul/rumusan
     masalah penelitian. Prosedurnya adalah: (1) memilih sumber-sumber teori yang relevan, (2)  mendeskripsikan masing-masing teori terpilih, (3) melakukan analisis kritis terhadap masing-masing teori, (4) melakukan analisis komparatif berdasarkan hasil analisis kritis, (5) mengembangkan konstruk: memilih salah satu teori atau membuat sintesis dari berbagai teori.

Hipotesis tindakan berupa pernyataan bahwa solusi yang ditawarkan benar-benar dapat menyelesaikan masalah.

C.  METODOLOGI PENELITIAN
  1. Rancangan Penelitian
    a. Setting penelitian (subyek dan lokasi)
        Setting penelitianmenjelaskan:
  • Tempat penelitian, yang berisi(1) nama kelas, (2) nama sekolah, (3)alamat sekolah, (4) deskripsi geografis sekolah dan lingkungannya, dan (5) deskripsi reputasi sekolah
  • Waktu penelitian, yang berisi uraian kegiatan penelitian dan waktu pelaksanaannya (dalam bentuk matriks)
  • *) Deskripsi setting penelitian menjadi “konteks” simpulan penelitian

      b.  Rencana tindakan

      c. Skenario tindakan
      d. Alat
      e. Personal, dll
   2. Data dan cara pengumpulannya
   3. Analisis dan refleksi

ANGGARAN
DAFTAR PUSTAKA

PROPOSAL PTK

PROPOSAL PTK

 PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS PADA  SISWA KELAS IV 
SDN PATROL
JAWA BARAT



                                     



DISUSUN  OLEH :
LIMA ESDE




SEKOLAH DASAR NEGERI PATROL
KECAMATAN ARJASARI KABUPATEN BANDUNG
2010


KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas kami ucapkan kecuali rasa syukur kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayat – Nya sehingga penulis dapat menyusun laporan Penelitian Tindakakn Kelas     ( PTK ) mata pelajaran Bahasa Inggris kelas IV semester 1

            Laporan ini berisi  tentang pelaksanaan perbaikan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Inggris

            Masalah ini dingkat berdasarkan pengalaman belajar dikelas. Berdasarkan pengalaman itulah, penulis belum merasa puas dengan hasil yang dicapai. Dalam hal ini penulis mencoba memecahkan masalah tersebut dengan merancang kegiatan perbaikan dengan mengadakan observasi, diskusi dengan teman sejawat.

            Laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh sebab itu penulis berharap kepada para pembaca berkenan memberikan saran dan masukan agar penulis dapat menyempurnakannya. Kritik dan saran untuk perbaikan isi laporan ini penulis sambut dengan senang hati.

Ucapan terima kasih kepada teman sejawat, Supervisor serta semua pihak yang telah menyumbangkan ide atau gagasan untuk kesempurnaan laporan ini semoga dapat bermanfaat untuk kepentingan dan kemajuan pendidikan.

                                                                                                                                                          Bandung, 19 Agustus 2011
                                                                                                                                                           Penulis

                                                              
                                                             LIMA ESDE
 
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ ii
BAB. I. PENDAHULUAN............................................................................ 1
  1. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
  2. Rumusan Maslah.................................................................................. 1
  3. Tujuan Penelitian .................................................................................  4
  4. Manfaat Penelitian................................................................................ 4
BAB. II KAJIAN PUSTAKA......................................................................... 5
  1. Hasil Belajar dan Pembelajaran......................................................... 6
  2. Penggunaan Metode............................................................................ 8
Hubungan Metode dengan Hasil Belajar..........................................


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Blog Lima Themes | Bloggerized by Lasantha - Kelas Lima Esde | Blogger Templates