Jeritan Kerdil Seorang Pelarian


Sebenarnya kita tak mudah berpisah
walaupun ada tangan-tangan kasar memisahkan
sekalipun terpisah dari bumi sendiri
wajah manismu tak akan sirna
dibawa arus kehidupan perit
sebenarnya kita tak mudah dipisahkan
meskipun ada suara angkuh
ingin menghumban jauh
ke rimba kehidupan yang menghimpit
dan dibaham kebuasan yang sarat
dendam dan iri
berpadu menjadi api
sebenarnya kita tak mudah terlirih hanyir
ke sungai hina
bagai peminta sedekah jalanan
yang hidup bak sebuah kamar kosong
tanpa irama dan lagu
tanpa cerita tanpa nyanyi
tanpa langsir di jendela kaca
tanpa bunga pengharum ruang
berulit kesunyian
dan keterasingan
sebenarnya kita tak mudah mati dalam diri
sentiasa menjulang harga diri
pantang peradaban nenek moyang cair
terbentuk buku-buku fikir
di tengah-tengah kemanusiaan yang hancur
terheret hati yang takjub
terhirup air mata masin
terhidu darah hangat dan hamis
sebenarnya kita tahu
kekerasan bisa tersungkur ditolak kebenaran
dan kita lebih tahu betapa tak mungkin sampan
tak kenal gelombang
sekalipun ia tak menyintainya
sebenarnya kita tahu
Tuhan lebih amat mengetahui
setinggi mana gunung didaki
sepantas mana kaki dibawa berlari
dan sedalam mana lautan diselami
akan terhenti juga di tepian hari
kerana Dia satu-satunya pengunci waktu
melestarikan janji yang agung
sebenarnya kita tahu
walaupun banyak yang tidak tahu
tapi yang amat pasti
kita tidak akan dikebumikan
dalam sejarah hitam yang terukir
tanpa pusara yang bernisankan
penuh keberanian
penuh ketakwaan
penuh keimanan
penuh fitrah dan pasrah
watan!
bumimu tak pernah kaku
dan layu
kerana jiwa raga ini
selama-lamanya untukmu
kita akan kembali
bersatu dalam warna padu sebuah percintaan.

0 komentar:

Posting Komentar

z

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Blog Lima Themes | Bloggerized by Lasantha - Kelas Lima Esde | Blogger Templates