Nyi Roro Kidul

Cerita tentang Nyi Roro Kidul ini sangat terkenal. Bukan hanya dikalangan penduduk Yogyakarta dan Surakarta, melainkan di seluruh Pulau Jawa. Baik di Jawa Tengah,

Jawa Barat dan Jawa Timur. Di daerah Yogyakarta kisah Nyi Roro Kidul selalu dihubungkan dengan kisah para Raja Mataram. Sedangkan di Jawa Timur khususnya di Malang Selatan tepatnya di Pantai Ngliyep, Nyi Roro Kidul dipanggil dengan sebutan Kanjeng Ratu Kidul. Di Pantai Ngliyep juga diadakan upacara Labuhan yaitu persembahan para pemuja Nyi Roro Kidul yang menyakini bahwa kekayaan yang mereka dapatkan adalah atas bantuan Nyi Roro Kidul dan anak buahnya.

Konon, Nyi Roro Kidul adalah seorang ratu yang cantik bagai bidadari, kecantikannya tak pernah pudar di sepanjang zaman. Di dasar Laut Selatan, yakni lautan yang dulu disebut Samudra Hindia - sebelah selatan pulau Jawa, ia bertahta pada sebuah kerajaan makhluk halus yang sangat besar dan indah.

Siapakah Ratu Kidul itu? Konon, menurut yang empunya cerita, pada mulanya adalah seorang wanita, yang berparas elok, Kadita namanya. Karena kecantikannya, ia sering disebut Dewi Srengenge, yang artinya Matahari Jelita. Kadita adalah putri Raja Munding Wangi. Walaupun Kadita sangat elok wajahnya, Raja tetap berduka karena tidak mempunyai putra mahkota yang dapat disiapkan. Baru setelah Raja memperistrikan Dewi Mutiara lahir seorang anak lelaki. Akan tetapi, begitu mendapatkan perhatian lebih, Dewi Mutiara mulai mengajukan tuntutan-tuntutan, antara lain, memastikan anaknya lelaki akan menggantikan tahta dan Dewi Kadita harus diusir dari istana. Permintaan pertama diluluskan, tetapi untuk mengusir Kadita, Raja Munding Wangi tidak bersedia.

“Ini keterlaluan,” sabdanya. “Aku tidak bersedia meluluskan permintaanmu yang keji itu,” sambungnya. Mendengar jawaban demikian, Dewi Mutiara malahan tersenyum sangat manis, sehingga kemarahan Raja, perlahan-lahan hilang. Tetapi, dalam hati istri kedua itu dendam membara.

Hari esoknya, pagi-pagi sekali, Mutiara pengutus inang mengasuh memanggil seorang tukang sihir, si Jahil namanya. Kepadanya diperintahkan, agar kepada Dewi Kadita dikirimkan guna-guna.

“Bikin tubuhnya berkudis dan berkurap,” perintahnya. “Kalau berhasil, besar hadiah untuk kamu!” sambungnya. Si Jahil menyanggupinya. Malam harinya, tatkala Kadita sedang lelap, masuklah angin semilir ke dalam kamarnya. Angin itu berbau busuk, mirip bau bangkai. Tatkala Kadita terbangun, ia menjerit. Seluruh tubuhnya penuh dengan kudis, bernanah dan sangat berbau tidak enak.

Tatkala Raja Munding Wangi mendengar berita ini pada pagi harinya, sangat sedihlah hatinya. Dalam hati tahu bahwa yang diderita Kadita bukan penyakit biasa, tetapi guna-guna. Raja juga sudah menduga, sangat mungkin Mutiara yang merencanakannya. Hanya saja. Bagaimana membuktikannya. Dalam keadaan pening, Raja harus segera memutuskan.

Hendak diapakan Kadita. Atas desakan patih, putri yang semula sangat cantik itu mesti dibuang jauh agar tidak menjadikan aib.

Maka berangkatlah Kadita seorang diri, bagaikan pengemis yang diusir dari rumah orang kaya. Hatinya remuk redam; air matanya berlinangan. Namun ia tetap percaya, bahwa Sang Maha Pencipta tidak akan membiarkan mahluk ciptaanNya dianiaya sesamanya. Campur tanganNya pasti akan tiba. Untuk itu, seperti sudah diajarkan neneknya almarhum, bahwa ia tidak boleh mendendam dan membenci orang yang membencinya.

Siang dan malam ia berjalan, dan sudah tujuh hari tujuh malam waktu ditempuhnya, hingga akhirnya ia tiba di pantai Laut Selatan. Kemudian berdiri memandang luasnya lautan, ia bagaikan mendengar suara memanggil agar ia menceburkan diri ke dalam laut. Tatkala ia mengikuti panggilan itu, begitu tersentuh air, tubuhnya pulih kembali. Jadilah ia wanita cantik seperti sediakala. Tak hanya itu, ia segera menguasai seluruh lautan dan isinya dan mendirikan kerajaan yang megah, kokoh, indah dan berwibawa. Dialah kini yang disebut Ratu Laut Selatan.
Cerita tentang Nyi Roro Kidul ini banyak versinya. Ada versi Jawa Barat, Jawa Timur dan Yogyakarta.

Konon Nyi Roro Kidul itu tak lain adalah seorang jin yang mempunyai kekuatan dahsyat. Hingga kini masih ada saja orang yang mencari kekayaan dengan jalan pintas yaitu dengan menyembah Nyi Roro Kidul. Mereka dapat kekayaan berlimpah tetapi harus mengorbankan keluarga dan bahkan akan mati sebelum waktunya, jiwa raga mereka akan dijadikan budak bagi kejayaan Keraton Laut Selatan.

Cerita ini dapat digolongkan sebagai mitos, sebab mengaruhnya sangat mendalam, mendasr dan jauh bagi alam pikiran tradisional di Yogyakarta.

Malin Kundang

Malin termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin sedang mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu. Luka tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang.

Karena merasa kasihan dengan ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Malin memutuskan untuk pergi merantau agar dapat menjadi kaya raya setelah kembali ke kampung halaman kelak.

Awalnya Ibu Malin Kundang kurang setuju, mengingat suaminya juga tidak pernah kembali setelah pergi merantau tetapi Malin tetap bersikeras sehingga akhirnya dia rela melepas Malin pergi merantau dengan menumpang kapal seorang saudagar.Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman.

Di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang beruntung, dia sempat bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu sehingga tidak dibunuh oleh para bajak laut.

Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan tenaga yang tersisa, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.

Berita Malin Kundang yang telah menjadi kaya raya dan telah menikah sampai juga kepada ibu Malin Kundang. Ibu Malin Kundang merasa bersyukur dan sangat gembira anaknya telah berhasil. Sejak saat itu, ibu Malin setiap hari pergi ke dermaga, menantikan anaknya yang mungkin pulang ke kampung halamannya.

Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin yang melihat kedatangan kapal itu ke dermaga melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta istrinya.

Ibu Malin pun menuju ke arah kapal. Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. "Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?", katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tetapi melihat wanita tua yang berpakaian lusuh dan kotor memeluknya Malin Kundang menjadi marah meskipun ia mengetahui bahwa wanita tua itu adalah ibunya, karena dia malu bila hal ini diketahui oleh istrinya dan juga anak buahnya.

Mendapat perlakukan seperti itu dari anaknya ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menyumpah anaknya "Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu".

Tidak berapa lama kemudian Malin Kundang kembali pergi berlayar dan di tengah perjalanan datang badai dahsyat menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang. Sampai saat ini Batu Malin Kundang masih dapat dilihat di sebuah pantai bernama pantai Aia Manih, di selatan kota Padang, Sumatera Barat.

Kota Bandung

Mengenai asal-usul nama “Bandung”, dikemukakan berbagai pendapat. Sebagian mengatakan bahwa, kata ‘Bandung” dalam bahasa Sunda, identik dengan kata “banding” dalam bahasa Indonesia, berarti berdampingan. Ngabandeng (Sunda) berarti berdampingan atau berdekatan. Hal ini antara lain dinyatakan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka (1994) dan Kamus Sunda-Indonesia terbitan Pustaka Setia (1996), bahwa kata “Bandung” berarti berpasangan dan berarti pula berdampingan.Pendapat lain mengatakan, bahwa kata “bandung” mengandung arti besar atau luas. Kata itu berasal dari kata bandeng. Dalam bahasa Sunda, ngabandeng adalah sebutan untuk genangan air yang luas dan tampak tenang, namun terkesan menyeramkan. Diduga kata bandeng itu kemudian berubah bunyi menjadi “Bandung”. Ada pula pendapat yang menyatakan bahwa kata “Bandung” berasal dari kata “bendung”. Pendapat-pendapat tentang asal dan arti kata “Bandung” itu, rupanya berkaitan dengan peristiwa terbendungnya aliran Sungai Citarum purba di daerah Padalarang oleh lahar Gunung Tangkuban Parahu yang meletus pada masa holosen (± 6000 tahun yang lalu). Akibatnya, daerah antara Padalarang hingga Cicalengka (± 30 kilometer) dan daerah antara Gunung Tangkuban Parahu hingga Soreang (± 50 kilometer) terendam air menjadi sebuah danau besar yang kemudian dikenal dengan sebutan “Danau Bandung” atau “Danau Bandung Purba”. Berdasarkan basil penelitian geologi, air “Danau Bandung” diperkirakan mulai surut pada masa neolitikum (± 8000 – 7000 s.M.). Proses surutnya air danau itu berlangsung secara bertahap dalam waktu berabad-abad.
Secara historis, kata atau nama “Bandung” mulai dikenal sejak di daerah bekas danau tersebut berdiri pemerintah Kabupaten Bandung (sekitar dekade ketiga abad ke-17). Dengan demikian, sebutan “Danau Bandung” terhadap danau besar itu pun terjadi setelah berdirinya Kabupaten Bandung.

Lutung Kasarung


Di Jawa Barat pada jaman dahulu kala ada sebuah Kerajaan Hindu yang besar dan cukup kuat, yaitu berpusat di kota Bogor. Kerajaan itu adalah Kerajaan “Pajajaran”, pada saat itu raja yang memerintah yaitu Prabu Siliwangi. Beliau sudah lanjut usia dan bermaksud mengangkat Putra Mahkotanya sebagai penggantinya.

Prabu Siliwangi mempunyai tiga orang putra dan satu orang putri dari dua Permaisuri, dari permaisuri yang pertama mempunyai dua orang putra, yaitu Banyak Cotro dan Banyak Ngampar. Namun sewaktu Banyak Cotro dan Banyak Ngampar masih kecil ibunya telah meninggal.

Maka Prabu Siliwangi akhirnya kawin lagi dengan permaisuri yang kedua, yaitu Kumudaningsih. Pada waktu Dewi Kumuudangingsih diambil menjadi Permaisuri oleh Prabu Siliwangi, ia mengadakan perjanjian, bahwa jika kelak ia mempunyai putra laki-laki, maka putranyalah yang harus meggantikan menjadi raja di Pajajaran.

Dari perkawinannya dengan Dewi Kumudaningsih, Prabu Silliwangi mempunyai seorang putra dan seorang putri, yaitu: Banyak Blabur dan Dewi Pamungkas.

Pada suatu hari Prabu Siliwangi memanggil Putra Mahkotanya, Banyak Cotro dan Banyak Blabur untuk menghadap, maksudnya ialah Prabu Siliwangi akan mengangkat putranya untuk menggantikan menjadi raja di Pajajaran karena beliau sudah lajut usia.

Namun dari kedua Putra Mahkotanya belum ada yang mau diangkat menjadi raja di Pajajaran. Sebagai putra sulungnya Banyak Cokro mengajukan beberapa alasan, antara lain alasannya adalah:

* Untuk memerintahkan Kerajaan dia belum siap, karena belum cukup ilmu.
* Untuk memerintahkan Kerajaan seorang raja harus ada Permaisuri yang mendampinginya, sedangkan Banyak Cotro belum kawin.

Banyak Cotro mengatakan bahwa dia baru kawin kalau sudah bertemu dengan seorang putri yang parasnya mirip dengan ibunya. Oleh sebab itu Banyak Cotro meminta ijin pergi dari Kerajaan Pajajaran untuk mencari putri yang menjadi idamannya.

Kepergian Banyak Cotro dari Kerajaan Pajajaran melalui gunung Tangkuban Perahu, untuk menghadap seorang pendeta yang bertempat di sana. Pendeta itu ialah Ki Ajar Winarong, seorang Pendeta sakti dan tahu untuk mempersunting putri yang di idam-idamkannya dapat tercapai.

Namun ada beberapa syarat yang harus dilakukan dan dipenuhi oleh Banyak Cotro, yaitu harus melepas dan menaggalkan semua pakaian kebesaran dari kerajaan dengan hanya memakai pakaian rakyat biasa. Dan ia harus menyamar dengan nama samaran “Raden Kamandaka”

Setelah Raden Kamandaka berjalan berhari-hari dari Tangkuban Perahu ke arah Timur, maka sampailah Raden Kamandaka kewilayah Kadipaten Pasir Luhur.

Secara kebetulan Raden Kamandaka sampai Pasir Luhur, betemu dengan Patih Kadipaten Pasir Luhur yaitu Patih Reksonoto. Karena Patih Reksonoto sudah tua tidak mempuunyai anak, maka Raden Kamandaka akhirnya dijadikan anak angkat Patih Reksonoto merasa sangat bangga dan senang hatinya mempunyai Putra Angkat Raden Kamandaka yang gagah perkasa dan tampan, maka Patih Reksonoto sangat mencintainya.

Adapun yang memerintahkan Kadipaten Pasir Luhur adalah “Adi Pati Kanandoho”. Beliau mempunyai beberapa orang Putri dan sudah bersuami kecuali yang paling bungsu yaitu Dewi Ciptoroso yang belum bersuami. Dewi Ciptoroso inilah seorang putri yang mempunyai wajah mirip Ibu raden Kamandaka, dan Putri inilah yng sedang dicari oeh Raden Kamandaka.

Suatu kebiasaan dari Kadipaten Pasir Luhur bahwa setiap tahun mengadakan upacara menangkap ikan di kali Logawa. Pada upacara ini semua keluarga Kadipaten Pasir Luhur beserta para pembesar dan pejabatan pemerintah turut menangkap ikan di kali Logawa.

Pada waktu Patih Reksonoto pergi mengikuti upacara menangkap ikan di kali Logawa, tanpa diketahuinya Raden Kamandaka secara diam-diam telah mengikutinya dari belakang. Pada kesempatan inilah Raden Kamandaka dapat bertemu dengan Dewi Ciptoroso dan mereka berdua saling jatuh cinta.

Atas permintaan dari Dewi Ciptoroso agar Raden Kamandaka pada malam harinya untuk dating menjumpai Dewi Ciptoroso di taman Kaputren Kadipaten Pasir Luhur tempat Dewi Ciptoroso berada. Benarlah pada malam harinya Raden Kamandaka dengan diam-diam tanpa ijin patih Resonoto, ia pun pergi menjumpai Dewi Ciptoroso yang sudah rindu menanti kedatangan Raden Kamandaka.

Namun keberadaan Raden Kamandaka di Taman Kaputren Bersama Dewi Ciptoroso tidak berlangsung lama. Karena tiba-tiba prajurit pengawal Kaputren mengetahui bahwa di dalam taman ada pencuri yang masuk. Hal ini kemu kemudian dilaporkan oleh Adipatih Kandandoho.

Menanggapi laporan ini, maka Adipatih sangat marah dan memerintahkan prajuritnya untuk menangkap peencuri tersebut. Karena kesaktian dan ilmu ketangkasan yang dimiliki oleh Raden Kamandaka, maka Raden Kamandaka dapat meloloskan diri dari kepungan prajurit Pasir Luhur.

Sebelum Raden Kamandaka lolos dari Taman Kaputren, ia sempat mengatakan identitasnya. Bahwa ia bernama Raden Kamandaka putra dari Patih Reksonoto.

Hal ini didengar olehh prajurit, dan melaporkan kepada Adipatih Kandandoho. Mendengar hal ini maka Patih Reksonoto pun dipanggil dan harus menyerahkan putra nya. Perintah ini dilaksanakan oleh Patih Reksonoto, walaupun dalam hatinya sangatlah berat. Sehimgga dengan siasat dari Patih Reksonoto, maka Raden Kamandaka dapat lari dan selamat dari pengejaran para prajurit.

Raden Kamandaka terjun masuk kedalam sungai dan menyelam mengikuti arus air sungai. Oleh Patih Reksonoto dan para prajurit yang mengejar, dilaporkan bahwa Raden Kamandaka dikatakan sudah mati didalam sugai. Mendengar berita ini Adipatih Kandandoho merasa lega dan puas. Nmun sebaliknya Dewi Ciptoroso yang setelah mendengar berita itu sangatlah muram dan sedih.

Sepanjang Raden Kamandaka menyelam mengikuti arus sungai bertemulah dengan seorang yang memancing di sungai. Orang tersebut bernama Rekajaya, Raden Kamandaka dan Rekajaya kemudian berteman baik dan menetap di desa Panagih. Di desa ini Raden Kamandaka diangkat anak oleh Mbok Kektosuro, seorang janda miskin di desa tersebbut.

Raden Kamandaka menjadi penggemar adu ayam. Kebetulan Mbok Reksonoto mempunyai ayam jago yang bernama “Mercu”. Pada setiap penyabungan ayam Raden Kamandaka selalu menang dalam pertandingan, maka Raden Kamandaka menjadi sangat terkenal sebagai botoh ayam.

Hal ini tersiar sampai kerajaan Pasir Luhur, mendengar hal ini Adipatih Kandadoho menjadi marah dan murka. Beliau memerintahkan prajuritnya untuk menagkap hidup atau mati Raden Kamandaka.

Pada saat itu tiba-tiba datanglah seorang pemuda tampan mengaku dirinya bernama “Silihwarni” yang akan mengabdikan diri kepada Pasir Luhur, maka ia permohonannya diterima, tetapi asalkan ia harus dapat membunuh Raden Kamandaka. Untuk membuktikannya ia harus membawa darah dan hati Raden Kamandaka.

Sebenarnya Silihwarni adalah nama samaran. Nama itu sebenarnya adalah Banyak Ngampar Putra dari kerajaan Pajajaran, yaitu adik kandung dari Raden Kamandaka.

Ia oleh ayahnya Prabu Siliwangi ditugaskan untuk mencari saudara kandungnya yang pergi sudah lama belum kembali. Untuk mengatasi gangguan dalam perjalanan, ia dibekali pusaka keris Kujang Pamungkas sebagai senjatanya. Dan dia juga menyamar dengan nama Silihwarni, dan berpakaian seperti rakyat biasa.

Karena ia mendengar berita bahwa kakak kandungnya berada di Kadipaten Pasir Luhur, maka ia pun pergi kesana. Setelah Silihwarni menerima perintah dari Adipatih, pergilah ia dengan diikuti beberapa prajurit dan anjing pelacak menuju desa Karang Luas, tempat penyabungan ayam.

Di tempat inilah mereka bertemu. Namun keduanya sudah tidak mengenal lagi. Silihwari berpakaian seperti raknyat biasa sedangkan Raden Kamandaka berpakaian sebagai botoh ayam, dan wajahnya pucat karena menahan kernduan kepada kekasihnya.

Terjadilah persabungan ayan Raden Kamandaka dan Silihwarni, dengan tanpa disadari oleh raden kamandaka tiba-tiba Silihwarni menikam pinggang Raden Kamandaka dengan keris Kujang Pamungkasnya. Karena luka goresan keris itu tersebut darahpun keluar dengan deras. Namun karena ketangkasan Raden Kamandaka, ia pun dapat lolos dari bahaya tersebut dan tempat ia dapat lolos itu dinamakan desa Brobosan, yang berarti ia dapat lolos dari bahaya.

Karena lukanya semakin deras mengeluarkan darah, maka ia pun istirahat sebentar disuatu tempat, maka tempat itu dinamakan Bancran. Larinya Raden Kamandaka terus dikejar oleh Silihwarni dan prajurit. Pada suatu tempat Raden Kamandaka dapat menangkap anjing pelacaknya dan kemudian tempat itu diberinya nama desa Karang Anjing.

Raden Kamandaka terus lari kearah timur dan sampailah pada jalan buntu dan tempat ini ia memberi nama Desa Buntu. Pada akhirnya Raden Kamandaka sampailah di sebuah Goa. Didalam Goa ini ia beristirahat dan bersembunyi dari kejaraan Silihwarni. Silihwarni yang terus mengejar setelah sampai goa ia kehilangan jejak. Kemudian Silihwarnipun dari mulut goa tersebut berseru menantang Raden Kamandaka.

Setelah mendengar tantagan Silihwarni, Raden Kamandaka pun menjawab ia mengatakan identitasnya, bahwa ia adalah putra dari kerajaan Pajajaran namanya Banyak Cotro.

Setelah itu Silihwarnipun mengatakan identitasnya bahwa ia juga putra dari Kerajaan Pajajaran, bernama Banyak Ngampar. Demikian kata-kata yang pengakuan antara Raden Kamandaka dan Silihwarni bahwa mereka adalah putra pajajaran, maka orang yang mendengar merupakan nama versi ke-2, untuk Goa Jatijajar tersebut. Kemudian mereka berdua berpeluka dan saling memaafkan.

Namun karena Silihwarni harus membawa bukti hati dan darah Raden Kamandaka, maka akhirnya anjing pelacaknya yang dipotong diambil darah dan hatinya. Dikatakan bahwa itu adalah hati dan darah Raden Kamandaka yang telah dibunuhnya.

Raden Kamandaka kemudian bertapa di dalam goa dan mendapat petunjuk, bahwa niatnya untuk mempersunting Dewi Ciptoroso akan tercapai kalau ia sudah mendapat pakaian “Lutung” dan ia disuruh supaya mendekat ke Kadipaten Pasir Luhur, yaitu supaya menetap di hutan Batur Agung, sebelah Barat Daya dari batu Raden.

Suatu kegemaran dari Adipatih Pasir Luhur adalah berburu. Pada suatu hari Adipatih dan semua keluarganya berburu, tiba-tiba bertemulah dengan seekor lutung yang sangat besar dan jinak. Yang akhirnya di tangkaplah lutung tersebut hidup-hidup.

Sewaktu akan dibawa pulang, tiba-tiba Rekajaya datang mengaku bahwa itu adalah lutung peliharaannya, dan mengatakan beredia membantu merawatnya jika lutung itu akan dipelihara di Kadipaten. Dan permohonan itu pun dikabulkan.

Setelah sampai di kadipaten para putri berebut ingin memelihara lutung tersebut. Selama di Kadipaten lutung tersebut tidak mau dikasih makan. Oleh sebab itu akhirnya oleh Adipatih lutung tersebut disayembarakan yaitu jika ada salah seorang dari putrinya dapat memberi makan dan diterima oleh lutung tersebut maka ia lah yang akan memelihara lutung tersebut.

Ternyata makanan yang diterima oleh lutung tersebut hanyalah makanan dari Dewi Ciporoso, maka “Lutung Kasarung” itu menjadi peliharaan Dewi Ciptoroso. Pada malam hari lutung tersebut berubah wujud menjadi Raden Kamandaka. Sehingga hanya Dewi Ciptoroso yang tahu tentang hal tersebut. Pada siang hari ia berubah menjadi lutung lagi. Maka keadaan Dewi kini menjadi sangat gembira dan bahagia, yang selalu ditemani lutung kasarung.

Alkisah pada suatu hari raden dari Nusa Kambangan Prabu Pule Bahas menyuruh Patihnya untuk meminang Putri Bungsu Kadipaten Pasir Luhur Dewi Ciptoroso dan mengancam apabila pinangannya ditolak ia akan menghancurkan Kadipaten Pasir Luhur.

Atas saran dan permintaan dari Lutung Kasarung pinangan Raja Pule Bahas agar supaya diterima saja. Namun ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh raja Pule Bahas. Salah satunya ialah dalam pertemuan pengantin nanti Lutung Kasarung harus turut mendampingi Dewi Ciporoso.

Pada waktu pertemuan pengantin berlangsung, Raja Pule Bahas selalu diganggu oleh Lutung Kasarung yang selalu mendampingi Dewi Ciptoroso. Oleh sebab itu Raja Pule Bahas marah dan memukul Lutung Kasarung. Namun Lutung Kasarung telah siap berkelahi melawan Raja Pule Bahas.

Pertarungan Raja Pule Bahas dengan Lutung Kasarung terjadi sangat seru. Namun karena kesaktian dari Luung Kasarung, akhirnya Raja Pule Bahas gugur dicekik dan digigit oleh Lutung Kasarung.

Tatkala Raja Pule Bahas gugur maka Lutung Kasarung pun langsung menjelma menjadi Raden Kamandaka, dan langsung mengenkan pakaian kebesaran Kerajaan Pajajaran dan mengaku namanya Banyak Cotro. Kini Adipatih Pasir Luhur pun mengetahui hal yang sebenarnya adalah Raden Kamandaka dan Raden Kamandaka adalah Banyak Cotro dan Banyak Cotro adalah Lutung Kasarung putra mahkota dari kerajaan Pajajaran. Dan akhirnya ia dikawinkan dengan Dewi Ciptoroso.

Namun karena Raden Kamandaka sudah cacat pada waktu adu ayam dengan Silihwarni kena keris Kujang Pamungkas maka Raden Kamandaka tidak dapat menggantikan menjadi raja di Pajajaran.

Karena tradisi kerajaan Pajajaran, bahwa putra mahkota yang akan menggantikan menjadi raja tidak boleh cacat karena pusaka Kujang Pamungkas. Sehingga setelah ia dinikahkan dengan Dewi Ciptoroso, Raden Kamandaka hanya dapat menjadi Adipatih di Pasir Luhur Menggantikan mertuanya. Sedangkan yang menjadi Raja di Pajajaran adalah Banyak Blabur.

Sangkuriang

Sangkuriang adalah legenda yang berasal dari Tatar Sunda. Legenda tersebut berkisah tentang terciptanya danau Bandung, Gunung Tangkuban Parahu, Gunung Burangrang, dan Gunung Bukit Tunggul.
Dari legenda tersebut, kita dapat menentukan sudah berapa lama orang Sunda hidup di dataran tinggi Bandung. Dari legenda tersebut yang didukung dengan fakta geologi, diperkirakan bahwa orang Sunda telah hidup di dataran ini sejak beribu tahun sebelum Masehi.
Legenda Sangkuriang awalnya merupakan tradisi lisan. Rujukan tertulis mengenai legenda ini ada pada naskah Bujangga Manik yang ditulis pada daun palem yang berasal dari akhir abad ke-15 atau awal abad ke-16 Masehi. Dalam naskha tersebut ditulis bahwa Pangeran Jaya Pakuan alias Pangeran Bujangga Manik atau Ameng Layaran mengunjungi tempat-tempat suci agama Hindu di pulau Jawa dan pulau Bali pada akhir abad ke-15.
Setelah melakukan perjalanan panjang, Bujangga Manik tiba di tempat yang sekarang menjadi kota Bandung. Dia menjadi saksi mata yang pertama kali menuliskan nama tempalegendanya. Laporannya adalah sebagai berikut:
Leumpang aing ka baratkeun (Aku berjalan ke arah barat)
Datang ka Bukit Patenggeng (kemudian datang ke Gunung Patenggeng)
Sakakala Sang Kuriang (tempat legenda Sang Kuriang)
Masa dek nyitu Ci tarum (Waktu akan membendung Citarum)
Burung tembey kasiangan (tapi gagal karena kesiangan)
 
Diceritakan bahwa Raja Sungging Perbangkara pergi berburu. Di tengah hutan Sang Raja membuang air seni yang tertampung dalam daun caring (keladi hutan). Seekor babi hutan betina bernama Wayung yang tengah bertapa ingin menjadi manusia meminum air seni tadi. Wayungyang hamil dan melahirkan seorang bayi cantik. Bayi cantik itu dibawa ke keraton oleh ayahnya dan diberi nama Dayang Sumbi alias Rarasati. Banyak para raja yang meminangnya, tetapi seorang pun tidak ada yang diterima.
Akhirnya para raja saling berperang di antara sesamanya. Dayang Sumbi pun atas permitaannya sendiri mengasingkan diri di sebuah bukit ditemani seekor anjing jantan yaitu Si Tumang. Ketika sedang asyik bertenun, toropong (torak) yang tengah digunakan bertenun kain terjatuh ke bawah. Dayang Sumbi karena merasa malas, terlontar ucapan tanpa dipikir dulu, dia berjanji siapa pun yang mengambilkan torak yang terjatuh bila berjenis kelamin laki-laki, akan dijadikan suaminya. Si Tumang mengambilkan torak dan diberikan kepada Dayang Sumbi. Dayang Sumbi akhirnya melahirkan bayi laki-laki diberi nama Sangkuriang.
Ketika Sangkuriang berburu di dalam hutan disuruhnya si Tumang untuk mengejar babi betina Wayungyang. Karena si Tumang tidak menurut, lalu dibunuhnya. Hati si Tumang oleh Sangkuriang diberikan kepada Dayang Sumbi, lalu dimasak dan dimakannya. Setelah Dayang Sumbi mengetahui bahwa yang dimakannya adalah hati si Tumang, kemarahannya pun memuncak serta merta kepala Sangkuriang dipukul dengan senduk yang terbuat dari tempurung kelapa sehingga luka.
Sangkuriang pergi mengembara mengelilingi dunia. Setelah sekian lama berjalan ke arah timur akhirnya sampailah di arah barat lagi dan tanpa sadar telah tiba kembali di tempat Dayang Sumbi, tempat ibunya berada. Sangkuriang tidak mengenal bahwa putri cantik yang ditemukannya adalah Dayang Sumbi - ibunya. Terminological kisah kasih di antara kedua insan itu. Tanpa sengaja Dayang Sumbi mengetahui bahwa Sangkuriang adalah puteranya, dengan tanda luka di kepalanya. Walau demikian Sangkuriang tetap memaksa untuk menikahinya. Dayang Sumbi meminta agar Sangkuriang membuatkan perahu dan telaga (danau) dalam waktu semalam dengan membendung sungai Citarum. Sangkuriang menyanggupinya.
Maka dibuatlah perahu dari sebuah pohon yang tumbuh di arah timur, tunggul/pokok pohon itu berubah menjadi gunung ukit Tanggul. Rantingnya ditumpukkan di sebelah barat dan menjadi Gunung Burangrang. Dengan bantuan para guriang, bendungan pun hampir selesai dikerjakan. Tetapi Dayang Sumbi bermohon kepada Sang Hyang Tunggal agar maksud Sangkuriang tidak terwujud. Dayang Sumbi menebarkan irisan boeh rarang (kain putih hasil tenunannya), ketika itu pula fajar pun merekah di ufuk timur. Sangkuriang menjadi gusar, dipuncak kemarahannya, bendungan yang berada di Sanghyang Tikoro dijebolnya, sumbat aliran sungai Citarum dilemparkannya ke arah timur dan menjelma menjadi Gunung Manglayang. Air Talaga Bandung pun menjadi surut kembali. Perahu yang dikerjakan dengan bersusah payah ditendangnya ke arah utara dan berubah wujud menjadi Gunung Tangkuban Perahu.
Sangkuriang terus mengejar Dayang Sumbi yang mendadak menghilang di Gunung Putri dan berubah menjadi setangkai bunga jaksi. Adapun Sangkuriang setelah sampai di sebuah tempat yang disebut dengan Ujung berung akhirnya menghilang ke alam gaib (ngahiyang).
 
Legenda Sangkuriang sesuai dengan fakta geologi terciptanya Danau Bandung dan Gunung Tangkuban Parahu.
Penelitian geologis mutakhir menunjukkan bahwa sisa-sisa danau purba sudah berumur 125 ribu tahun. Danau tersebut mengering 16.000 tahun yang lalu.
Telah terjadi dua letusan Gunung Sunda purba dengan tipe letusan Plinian masing-masing 105.000 dan 55.000-50.000 tahun yang lalu. Letusan plinian kedua telah meruntuhkan kaldera Gunung Sunda purba sehingga menciptakan Gunung Tangkuban Parahu, Gunung Burangrang (disebut juga Gunung Sunda), dan Gunung Bukittunggul.
Adalah sangat mungkin bahwa orang Sunda purba telah menempati dataran tinggi Bandung dan menyaksikan letusan Plinian kedua yang menyapu pemukiman sebelah barat Ci Tarum (utara dan barat laut Bandung) selama periode letusan pada 55.000-50.000 tahun yang lalu saat Gunung Tangkuban Parahu tercipta dari sisa-sisa Gunung Sunda purba. Masa ini adalah masanya Homo sapiens; mereka telah teridentifikasi hidup di Australia selatan pada 62.000 tahun yang lalu, semasa dengan Manusia Jawa (Wajak) sekitar 50.000 tahun yang lalu.

Sangkuriang dan Falsafah Sunda

Menurut Hidayat Suryalaga, legenda atau sasakala Sangkuriang dimaksudkan sebagai cahaya pencerahan (Sungging Perbangkara) bagi siapa pun manusianya (tumbuhan cariang) yang masih bimbang akan keberadaan dirinya dan berkeinginan menemukan jatidiri kemanusiannya (Wayungyang). Hasil yang diperoleh dari pencariannya ini akan melahirkan kata hati (nurani) sebagai kebenaran sejati (Dayang Sumbi, Rarasati). Tetapi bila tidak disertai dengan kehati-hatian dan kesadaran penuh/eling (teropong), maka dirinya akan dikuasai dan digagahi oleh rasa kebimbangan yang terus menerus (digagahi si Tumang) yang akan melahirkan ego-ego yang egoistis, yaitu jiwa yang belum tercerahkan (Sangkuriang). Ketika Sang Nurani termakan lagi oleh kewaswasan (Dayang Sumbi memakan hati si Tumang) maka hilanglah kesadaran yang hakiki. Rasa menyesal yang dialami Sang Nurani dilampiaskan dengan dipukulnya kesombongan rasio Sang Ego (kepala Sangkuriang dipukul). Kesombongannya pula yang memengaruhi “Sang Ego Rasio” untuk menjauhi dan meninggalkan Sang Nurani. Ternyata keangkuhan Sang Ego Rasio yang berlelah-lelah mencari ilmu (kecerdasan intelektual) selama pengembaraannya di dunia (menuju ke arah Timur). Pada akhirnya kembali ke barat yang secara sadar maupun tidak sadar selalu dicari dan dirindukannya yaitu Sang Nurani (Pertemuan Sangkuriang dengan Dayang Sumbi).
Walau demikian ternyata penyatuan antara Sang Ego Rasio (Sangkuriang) dengan Sang Nurani yang tercerahkan (Dayang Sumbi), tidak semudah yang diperkirakan. Berbekal ilmu pengetahuan yang telah dikuasainya Sang Ego Rasio (Sangkuriang) harus mampu membuat suatu kehidupan sosial yang dilandasi kasih sayang, interdependency – silih asih-asah dan silih asuh yang humanis harmonis, yaitu satu telaga kehidupan sosial (membuat Talaga Bandung) yang dihuni berbagai kumpulan manusia dengan bermacam ragam perangainya (Citarum). Sementara itu keutuhan jatidirinya pun harus dibentuk pula oleh Sang Ego Rasio sendiri (pembuatan perahu). Keberadaan Sang Ego Rasio itu pun tidak terlepas dari sejarah dirinya, ada pokok yang menjadi asal muasalnya (Bukit Tunggul, pohon sajaratun) sejak dari awal keberada-annya (timur, tempat awal terbit kehidupan). Sang Ego Rasio pun harus pula menunjukkan keberadaan dirinya (tutunggul, penada diri) dan pada akhirnya dia pun akan mempunyai keturunan yang terwujud dalam masyarakat yang akan datangd dan suatu waktu semuanya berakhir ditelan masa menjadi setumpuk tulang-belulang (gunung Burangrang).
Betapa mengenaskan, bila ternyata harapan untuk bersatunya Sang Ego Rasio dengan Sang Nurani yang tercerahkan (hampir terjadi perkawinan Sangkuriang dengan Dayang Sumbi), gagal karena keburu hadir sang titik akhir, akhir hayat dikandung badan (boeh rarang atau kain kafan). Akhirnya suratan takdir yang menimpa Sang Ego Rasio hanyalah rasa menyesal yang teramat sangat dan marah kepada “dirinya”. Maka ditendangnya keegoisan rasio dirinya, jadilah seonggok manusia transendental tertelungkup meratapi kemalangan yang menimpa dirinya (Gunung Tangkubanparahu).
Walau demikian lantaran sang Ego Rasio masih merasa penasaran, dikejarnya terus Sang Nurani yang tercerahkan dambaan dirinya (Dayang Sumbi) dengan harapan dapat luluh bersatu antara Sang Ego Rasio dengan Sang Nurani. Tetapi ternyata Sang Nurani yang tercerahkan hanya menampakkan diri menjadi saksi atas perilaku yang pernah terjadi dan dialami Sang Ego Rasio (bunga Jaksi).
Akhir kisah yaitu ketika datangnya kesadaran berakhirnya kepongahan rasionya (Ujungberung). Dengan kesadarannya pula, dicabut dan dilemparkannya sumbat dominasi keangkuhan rasio (gunung Manglayang). Maka kini terbukalah saluran proses berkomunikasi yang santun dengan siapa pun (Sanghyang Tikoro atau tenggorokan; bahasa Sunda: Hade ku omong goreng ku omong). Dan dengan cermat dijaga benar makanan yang masuk ke dalam mulutnya agar selalu yang halal bersih dan bermanfaat.

Dalam Setiap Kita III

Dalam setiap kita
ada penglipur lara
pandai bercerita
kadangkala tergeletek orang sekampung
sampai tertitis air mata
geli hati pecah perut
mengenakan orang lain
tidak kurang penuh sinis
dalam makna pelbagai warna tafsiran
tidak kira betul atau tidak
asalkan menghibur dan terhibur
jangan tidak-tidak
kerana malam pantang dibiarkan sepi
berwajah muram dan merangkak perlahan
dalam setiap kita
ada anak kecil
yang terlalu manja dan nakal
merengek minta itu dan ini
jika tak dipenuhi hasrat terbenih dendam
melontar mainan menghentak-hentak kaki
sudahnya terbaring di lantai
pedulikan suara serak
asalkan yang itu dan ini
tidak lagi kosong di hati
dalam setiap kita
ada pesakit otak
yang lupa makan ubat
lalu merayau dan meracau
buat kacau
sudahnya diri sendiri dipantau
duduklah sendirian bagai orang dipulau
dalam setiap kita
ada-ada saja yang bersarang
terlalu banyak dan sibuk untuk dilayan
hingga lupa menjadi manusia sempurna
bertindak wajar
bersikap waras.

Sabar

Kutebalkan dinding imanku yang nipis
kusimenkan batu tabah manusiaku yang goyah
kutegakkan tiang kasihku yang rebah
kukukuhkan lantai tindakanku yang retak
kuubati lidah martabatku yang berdarah
tidak lagi!
tidak lagi akan kuhunus dan tujah pisauku yang jalang
pada setiap ruang resah dan kelam
pada suasana hangat dan bingit
kerana lagunya sama saja sumbang
berulit dendam kesumat
benci dan amarah bertakhta di jiwa
malam sumpahnya luka
siang kutuknya duka
tak akan kusentak liarku
hingga tergugat fikir rasionalku
tergugat fitrahku
tergugat diam takwaku
tergugat arahku yang satu
tergugat doa kudusku
biarlah rumah cinta keinsananku
terus tegak berdiri
tak mudah goyah walau dijentik
tak mudah tumbang walau dipalu
tenang mengharungi laut suasana bergelora
dalam diam kulenturkan ketegangan
dalam diam kurobekkan wajah serigalaku
dalam diam kuhumbankan suara angkuhku
dalam diam kuhapuskan nafsu meluluku
dalam diam kulihat ke dalam diriku yang kurang
dalam diam kubakarkan hutan sangsi
dalam diam kutembusi jantung cabar yang menentang
lalu kutenggelamkan segala sanggahan
ke dalam bening air pertimbanganku
melamar sebuah kemenangan
tanpa tergeliat lidah
tanpa bicara keras
tersentak ganas
dalam diam aku bertafakur syukur
kau berjaya merumahkan setia di mukim jiwa ini.

Ikrar

Ini watan kita
yang mesti dibela
oleh setiap yang bergelar warga
tidak kira apa bangsa dan agama
dalam merumahkan setia
kibarkan bendera tercinta
kerana ada bunga kasih berkembang
tertebar harum di balik warna
dalam makna
di sini
di bumi bertuah ini
jangan tergeliat lidah
mencipta sejarah luka
juga jangan sesekali kita rebah
terperlus ke dalam lumpur keganasan
menegakkan benang basah
cuba menjadi jebat
yang kaya dengan dendam kesumat
hilang arah kerana ada luka yang tercabar
ada duka yang tersebar
ada kemanusiaan yang terbakar
ada persaudaraan yang tercemar
sungai suasana kian keruh
kerana keliru dengan buruan sendiri
sampai nafsu berkecai di tasik iman
dilanda taufan perasaan bertindih hasutan
pantang kita derhaka
pada tanah air merdeka
yang telah dibina dengan
keringat dan air mata
melaknati perit jerih nenek moyang
yang doanya tak pernah tumbang
demi maruah terbilang
ini watan kita
yang mesti dibela
tegakkan ikrar tepatilah janji
sebelum terletak nama dan wajah lesu
di akhbar pagi
berulit setia
hapuskan bara sengketa
padamkan api petualang perosak bangsa
robekkan topeng-topeng serigala
yang sentiasa tak terkawal
nafsu derhaka
mencipta huru hara
yang tak pernah direlakan ketersasarannya
ini negara kita
rumah kita bumi kita
yang mesti dibela
suara perpaduan mengimbau
sampai ke puncak awan
lalu menjadi kawan
menolak keresahan dan kedurjanaan
terpancang ikrar yang terpahat kukuh di dada
selagi berdenyutnya nadi
hingga ke hujung usia.

Jangan Jadi Seperti Embun

Jangan jadi seperti embun
ghairah bermalam di hujung rumput
bermadu kasih di daun rindu
bergurau senda di lalang kering
atau singgah sekadar melepas lelah
di jendela kaca
di tengah keasyikan menabur janji
terjala nafsu yang lesu
dalam diam ingin kembali ke dalam harum
bunga cinta yang rebah mimpi manisnya
jangan jadi seperti embun
lagu puisinya pasti sumbang dan kaku
lalu kata-kata yang tersusun indah
dan janji yang terkumpul sirna
berlari kencang bersama angin keras
bila tertebar mentari pagi
dari tidur yang panjang
jangan jadi seperti embun
hanya bijak terpahat
luka menumpangkan pedih
dan tidak pernah berbicara
pada padang kehidupan yang sama
di tengah-tengah ketidakabadian
belajarlah dari batu
di tepi jalan
atau di tepian pantai
di kaki bukit dan gunung
sentiasa bercerakin dalam diam
bila terlontar ke dalam kolam sukma
setia berbicara di ruang yang sama
meninggalkan kesan
betapa suaranya didengar
dan menolak keterasingan
hingga ke dasar air suasana.
jangan jadi seperti embun
tidak pernah sedar diketawakan batu
yang diam tapi tak diam
bila teriak air
dan bergetar teratai di kolam.

Jeritan Kerdil Seorang Pelarian


Sebenarnya kita tak mudah berpisah
walaupun ada tangan-tangan kasar memisahkan
sekalipun terpisah dari bumi sendiri
wajah manismu tak akan sirna
dibawa arus kehidupan perit
sebenarnya kita tak mudah dipisahkan
meskipun ada suara angkuh
ingin menghumban jauh
ke rimba kehidupan yang menghimpit
dan dibaham kebuasan yang sarat
dendam dan iri
berpadu menjadi api
sebenarnya kita tak mudah terlirih hanyir
ke sungai hina
bagai peminta sedekah jalanan
yang hidup bak sebuah kamar kosong
tanpa irama dan lagu
tanpa cerita tanpa nyanyi
tanpa langsir di jendela kaca
tanpa bunga pengharum ruang
berulit kesunyian
dan keterasingan
sebenarnya kita tak mudah mati dalam diri
sentiasa menjulang harga diri
pantang peradaban nenek moyang cair
terbentuk buku-buku fikir
di tengah-tengah kemanusiaan yang hancur
terheret hati yang takjub
terhirup air mata masin
terhidu darah hangat dan hamis
sebenarnya kita tahu
kekerasan bisa tersungkur ditolak kebenaran
dan kita lebih tahu betapa tak mungkin sampan
tak kenal gelombang
sekalipun ia tak menyintainya
sebenarnya kita tahu
Tuhan lebih amat mengetahui
setinggi mana gunung didaki
sepantas mana kaki dibawa berlari
dan sedalam mana lautan diselami
akan terhenti juga di tepian hari
kerana Dia satu-satunya pengunci waktu
melestarikan janji yang agung
sebenarnya kita tahu
walaupun banyak yang tidak tahu
tapi yang amat pasti
kita tidak akan dikebumikan
dalam sejarah hitam yang terukir
tanpa pusara yang bernisankan
penuh keberanian
penuh ketakwaan
penuh keimanan
penuh fitrah dan pasrah
watan!
bumimu tak pernah kaku
dan layu
kerana jiwa raga ini
selama-lamanya untukmu
kita akan kembali
bersatu dalam warna padu sebuah percintaan.

Sajak Cinta Melayu Melayu Baru

Kami akan terbang juga
sekalipun terpatah sayap
sebuah lentera masih bernyala
di kamar jiwa
terbangun harapan
hangat dengan bahang cita-cita
yang tak pernah padam
kami akan bangun juga
sekalipun jatuh terluka
air semangat masih mengalir
di sungai urat nadi
tertumbuh kasih sejati
deras dengan arus perjuangan
yang tak pernah tergenjot
kami akan teruskan juga perjalanan ini
sekalipun amat menjenuhkan
segugus cinta luhur terus terbenih
di taman kehidupan
membentuk bunga-bunga fikir
menjenguk masa depan
selepas musim panjang merentas lautan
kami akan terus menikam mata
di tengah hari
mencari sejalur purnama
sambil terpercik cahaya bintang
di malam hari
mengusir derai tawa yang palsu
menyemai kebenaran dalam warna seribu makna
tidak sesekali menadah harap sinar
pada bulan yang tersorok di balik awan
atau menimba air rindu
pada telaga rahsia yang amat dalam
kerana kami bukan insan terpinggir
di jalanan waktu
pengalaman telah banyak mengajar
hidup bukan sekadar makan dan minum
atau mimpi yang mengikat diri
makna kejayaan perlu dilontar
ke bumi yang makmur
kerana tiada jalan yang akan dibuka
kepada sesiapa yang bingung termenung
kami akan terus mendukung semua keupayaan
sambil mengutip kasih Tuhan yang bertebaran
mengulit menjadi permata
percikannya berbicara pada padang yang sama
demi agama, bangsa dan negara
yang tercinta.

Aku Masih Ingat

Aku masih ingat
dan akan terus ingat
sehingga akhir hayat
dulu kau banyak menderita
aku masih ingat
dulu kau banyak menangis
aku masih ingat
dulu kau banyak berkorban
apa saja
aku masih ingat
dulu kau berbumbung ketabahan
membesarkan aku mengenal kemanus
aku masih ingat
dulu kau berlantaikan semangat
mengasuh aku menjadi insan beriman
aku masih ingat
dulu kau berdinding kegigihan
mendidik aku menjadi anak soleh
aku masih ingat
dulu kau merumahkan setia
memelihara aku dengan kasih sayang
menjadi manusia berguna
aku masih ingat
aku masih ingat
tak kan mudah aku lupa
kerana jasamu tak terbalas semuanya
kerana tak terenang sepenuhnya
di laut budimu
ibu!
aku masih ingat
mengucapkan terima kasih
dan akan terus ingat melafazkannya
sehingga akhir hayat
aku masih ingat
segala yang murni itu.

Penanti

Kita adalah penanti
yang selalunya lupa
harta dunia tak dibawa
ke pusara abadi
kita adalah penanti
yang kerap tak menyedari
masa merangkak perlahan
tapi amat pasti
silapnya kita sebagai penanti
mengharap setinggi gunung
bila patah tepak kasih
menyalahkan Ilahi
dosanya kita
sebagai penanti
bila dikurniakan rahmat
lupa berterima kasih
telah menjadi hukum hidup
dugaan kita adalah menanti
kerana itu di dalam penantian
jangan lupa sesuatu
yang pasti
bernama mati.

Kerangka Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

JUDUL
  • Judul yang sesuai untuk PTK:
  • Upaya peningkatan Y melalui X bagi siswa
  • kelas…SD/SMP/…pada semester… tahun…
  • Peningkatan Y melalui X bagi ….
  • Optimalisasi Y melalui X bagi…
  • Penggunaan X untuk meningkatkan Y bagi..
  • Meningkatkan Y melalui X bagi ….
  • Melalui X untuk meningkatkan Y bagi ….

A. PENDAHULUAN
  1. Latar belakang masalah
         Latar belakang masalah berisi:
  • Kondisi yang diidealkan
  • Masalah yang dihadapi dan indikatornya
  • Penyebab munculnya masalah
  • Solusi yang ditawarkan peneliti: konsep solusi dan rasionalnya
      2.   Rumusan masalah
      Rumusan masalah berbentuk pertanyaan:
  • Apakah solusi yang diusulkan peneliti dapat memecahkan masalah? Bila dapat, seefektif apa solusi tersebut?
  • Bagaimana keefektifan pembelajaran/ motivasi belajar siswa, dll ketika solusi masalah tersebut diterapkan?
  • Apa kelebihan dan kelemahan solusi tersebut bila diterapkan di dalam setting?
       3. Tujuan
      Tujuan umum: memecahkan masalah yang terjadi di dalam setting.
      Tujuan khusus: menjawab pertanyaan yang dikemukakan dalam rumusan masalah.
      *) Tujuan penelitian diekspresikan dalam bentuk kalimat deklaratif.

     4. Manfaat
        Bagian ini berisi deskripsi tentang manfaat yang dapat dipetik setelah PTK selesai dilaksanakan. 
       Ada    baiknya manfaat tersebut dirinci untuk pihak-pihak tertentu yang terkait dengan dilaksanakannya
        PTK, seperti untuk (1) guru, (2) siswa, (3) sekolah, (4) peneliti lain, dan (5) pengambil kebijakan.

B. KERANGKA TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN
     Bagian ini mengemukakan deskripsi teoretis konsep-konsep kunci yang terdapat dalam judul/rumusan
     masalah penelitian. Prosedurnya adalah: (1) memilih sumber-sumber teori yang relevan, (2)  mendeskripsikan masing-masing teori terpilih, (3) melakukan analisis kritis terhadap masing-masing teori, (4) melakukan analisis komparatif berdasarkan hasil analisis kritis, (5) mengembangkan konstruk: memilih salah satu teori atau membuat sintesis dari berbagai teori.

Hipotesis tindakan berupa pernyataan bahwa solusi yang ditawarkan benar-benar dapat menyelesaikan masalah.

C.  METODOLOGI PENELITIAN
  1. Rancangan Penelitian
    a. Setting penelitian (subyek dan lokasi)
        Setting penelitianmenjelaskan:
  • Tempat penelitian, yang berisi(1) nama kelas, (2) nama sekolah, (3)alamat sekolah, (4) deskripsi geografis sekolah dan lingkungannya, dan (5) deskripsi reputasi sekolah
  • Waktu penelitian, yang berisi uraian kegiatan penelitian dan waktu pelaksanaannya (dalam bentuk matriks)
  • *) Deskripsi setting penelitian menjadi “konteks” simpulan penelitian

      b.  Rencana tindakan

      c. Skenario tindakan
      d. Alat
      e. Personal, dll
   2. Data dan cara pengumpulannya
   3. Analisis dan refleksi

ANGGARAN
DAFTAR PUSTAKA

PROPOSAL PTK

PROPOSAL PTK

 PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS PADA  SISWA KELAS IV 
SDN PATROL
JAWA BARAT



                                     



DISUSUN  OLEH :
LIMA ESDE




SEKOLAH DASAR NEGERI PATROL
KECAMATAN ARJASARI KABUPATEN BANDUNG
2010


KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas kami ucapkan kecuali rasa syukur kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayat – Nya sehingga penulis dapat menyusun laporan Penelitian Tindakakn Kelas     ( PTK ) mata pelajaran Bahasa Inggris kelas IV semester 1

            Laporan ini berisi  tentang pelaksanaan perbaikan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Inggris

            Masalah ini dingkat berdasarkan pengalaman belajar dikelas. Berdasarkan pengalaman itulah, penulis belum merasa puas dengan hasil yang dicapai. Dalam hal ini penulis mencoba memecahkan masalah tersebut dengan merancang kegiatan perbaikan dengan mengadakan observasi, diskusi dengan teman sejawat.

            Laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh sebab itu penulis berharap kepada para pembaca berkenan memberikan saran dan masukan agar penulis dapat menyempurnakannya. Kritik dan saran untuk perbaikan isi laporan ini penulis sambut dengan senang hati.

Ucapan terima kasih kepada teman sejawat, Supervisor serta semua pihak yang telah menyumbangkan ide atau gagasan untuk kesempurnaan laporan ini semoga dapat bermanfaat untuk kepentingan dan kemajuan pendidikan.

                                                                                                                                                          Bandung, 19 Agustus 2011
                                                                                                                                                           Penulis

                                                              
                                                             LIMA ESDE
 
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ ii
BAB. I. PENDAHULUAN............................................................................ 1
  1. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
  2. Rumusan Maslah.................................................................................. 1
  3. Tujuan Penelitian .................................................................................  4
  4. Manfaat Penelitian................................................................................ 4
BAB. II KAJIAN PUSTAKA......................................................................... 5
  1. Hasil Belajar dan Pembelajaran......................................................... 6
  2. Penggunaan Metode............................................................................ 8
Hubungan Metode dengan Hasil Belajar..........................................


Kerajaan Tarumanegara


Tarumanegara adalah kerajaan Hindu tertua di Pulau Jawa. Kerajaan ini berdiri kira-kira pada abad ke-5 Masehi. Lokasi kerajaan itu sekitar Bogor, Jawa Barat. Rajanya yang terkenal adalah Purnawarman. Purnawarman memeluk agama Hindu
yang menyembah Dewa Wisnu.Pada zaman Purnawarman, kerajaan Tarumanegara telah mampu
membuat saluran air yang diambil dari sungai Citarum. Saluran air itu berfungsi untuk mengairi lahan pertanian dan menahan banjir.

Kerajaan Kutai

Kutai adalah kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Kerajaan Kutai didirikan sekitar tahun 400 masehi. Letaknya di tepi Sungai Mahakam,Kalimantan Timur. Raja pertamanya bernama Kudungga. Raja yang terkenal adalah Mulawarman.Mulawarman menyembah Dewa Syiwa. Dalam suatu upacara Raja Mulawarman menghadiahkan 20.000 ekor sapi kepada Brahmana. Untukmemperingati upacara itu maka didirikan sebuah Yupa. Dalam Yupa itu ditulis berita mengenai Kerajaan Kutai.

Tragedi Nasional G 30 S/PKI Tahun 1965

DN. Aidit
Doktrin Nasakom yang dikembangkan oleh Presiden Soekarno memberi keleluasaan PKI untuk memperluas pengaruh. Usaha PKI untuk mencari pengaruh didukung oleh kondisi ekonomi bangsa yang semakin memprihatinkan. Dengan adanya nasakomisasi tersebut, PKI menjadi salah satu kekuatan yang penting pada masa Demokrasi Terpimpin bersama Presiden Soekarno dan Angkatan Darat. Pada akhir tahun 1963, PKI melancarkan sebuah gerakan yang disebut “aksi sepihak”. Para petani dan buruh, dibantu para kader PKI, mengambil alih tanah penduduk, melakukan aksi demonstrasi dan pemogokan. Untuk melancarkan kudeta, maka PKI membentuk Biro Khusus yang diketuai oleh Syam Kamaruzaman. Biro Khusus tersebut mempunyai tugas-tugas berikut.
a. Menyebarluaskan pengaruh dan ideologi PKI ke dalam tubuh ABRI.
b. Mengusahakan agar setiap anggota ABRI yang telah bersedia menjadi anggota PKI dan telah disumpah dapat membina anggota ABRI lainnya.
c. Mendata dan mencatat para anggota ABRI yang telah dibina atau menjadi pengikut PKI agar sewaktu-waktu dapat dimanfaatkan untuk kepentingannya.
Memasuki tahun 1965 pertentangan antara PKI dengan Angkatan Darat semakin meningkat. D.N. Aidit sebagai pemimpin PKI beserta Biro Khususnya, mulai meletakkan siasat-siasat untuk melawan komando puncak AD. Berikut ini siasat-siasat yang ditempuh oleh Biro Khusus PKI.
a. Memojokkan dan mencemarkan komando AD dengan tuduhan terlibat dalam persekongkolan (konspirasi) menentang RI, karena bekerja sama dengan Inggris dan Amerika Serikat.
b. Menuduh komando puncak AD telah membentuk “Dewan Jenderal” yang tujuannya menggulingkan Presiden Soekarno.
c. Mengorganisir perwira militer yang tidak mendukung adanya “Dewan Jenderal”.
d. Mengisolir komando AD dari angkatan-angkatan lain.
e. Mengusulkan kepada pemerintah agar membentuk Angkatan Kelima yang terdiri dari para buruh dan petani yang dipersenjatai.
Ketegangan politik antara PKI dan TNI AD mencapai puncaknya setelah tanggal 30 September 1965 dini hari, atau awal tanggal 1 Oktober 1965. Pada saat itu terjadi penculikan dan pembunuhan terhadap para perwira Angkatan Darat.
G. Pemberontakan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil), Andi Azis, dan Republik Maluku Selatan (RMS)
Dr. Soumokil
Pada masa pemerintahan RIS, muncul pemberontakan-pemberontakan yang mengguncang stabilitas politik dalam negeri. Pemberontakan-pemberontakan tersebut antara lain gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA), pemberontakan Andi Azis, dan Gerakan Republik Maluku Selatan (RMS).

PKP Matematika Kelas 5

  1. PENDAHULUAN
A.          Latar Belakang
Selain suatu hasil keberhasilan dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas ialah menggunakan media pembelajaran sebab kegiatan beajar mengajar pada hakekatnya adalah komunikasi, dalam proses komunikasi ini guru berperan sebagai komunikator yang akan menyampaikan pesan kepada siswa, agar pesan itu dapat diterima dengan baik oleh siswa, maka perlu suatu alat yaitu media pembelajaran.
Pengetahuan dan pemahaman tentang media pendidikan harus dimiliki oleh seorang guru. Dr. Oemar Hamalk (1989), mengemukakan bahwa media pendidikan adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Pembelajaran yang berhasil, ditunjukan dengan dikuasinya materi pelajaran oleh siswa. Tingkat pengusaan siswa terhadap materi pembelajaran biasanya dinyatakan dengan nilai hasil belajar. Namun demikian, kenyataan yang muncul dilapangan berdasarkan analisis dan refleksi hasil tes formatif materi tentang sifat-sifat bangun ruang sederhana pada mata pelajaran Matematika kelas V SD Negeri Sukareja Kecamatan Balongan Kabupaten Indramayu menunujkan rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran tersebut. Terbukti hanya 7 orang dari 22 siswa yang mencapai tingkat penguasaan materi sebesar 75 % keatas.
Sebagai guru professional penulis berupaya untuk meningkatakan penguasaan siswa terhadap materi tersebut dengan melaksanakan perbaikan pembelajaran, penelitian ini juga ditunjukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PDGK 4501) pada program studi S-I PGSD FKIP Universitas Terbuka

B.           Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil analisis diatas, maka yang menjadi fokus perbaikan untuk mata pelajaran Matematika adalah : “Bagaimana meningkatkan aktivitas dan penguasaan siswa tentang Sifat-sifat bagun ruang sederhana dengan menggunakan media alat peraga ?  ”

C.          Tujuan Perbaikan
Dalam kegiatan pembelajaran matematika diharapkan guru akan memiliki kemampuan-kemapuan untuk :
1.        Menjelaskan bagaimaana menyebutkan nama-nama bangun ruang.
2.        Mengunakan media atau alat peraga yang tepat untuk menyampaikan proses pembelajaran tentang Sifat-sifat bagun ruang sederhana.
3.        Meningkatkan aktivitas siswa dan pemahaman bangun ruang dengan penerapan media alat peraga tentang sifat-sifat bagun ruang sederhana.

D.          Manfaat Perbaikan
Adapun tindakan proses perbaikan pembelajaran ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat yang sangat berguna bagi :

  1. Bagi siswa
-          Meningkatkan taraf penguasaan terhadap matri
-          Dapat meningkatkan minat dan motivasi serta penguasaan materi pelajaran, sehingga hasil belajarnya memuaskan.
  1. Bagi Guru,
-          Membantu guru dalam memperbaiki proses pembelajaran
-          Meningkatkan percaya diri
-          Meningkatkan kreatifitas guru dalam mengembangkan tekhnik pembelajaran serta guru termotivasi untuk meningkatkan kenerjanya.
  1. Bagi Sekolah
-          Memperkaya teknik pembelajaran dan peningkatan atau kemajuan pada diri guru dan pendidikan di Sekolah.
-          Dapat menambah wahana pembelajaran menjadi lebih variatif sehingga mampu memajukan proses pendidikan di masa mendatang.
  1. KAJIAN PUSTAKA
A.          Pengertian Matematika
Matematika (dari bahasa Yunani :mathem atika) secara umum ditentukan sebagai kajian pola dari struktur, perubahan, dan ruang, tak resminya seorang dapat mengatakannya sebagai penulisan bilangan dan angka. Sedangkan di dalam pandangan formalis, Matematika adalah pemeriksaan aksioma yang mengeaskan struktur abstrak menggunakan logika simbolik dan notasi Matematika, pandangan lain tergambar dalam filosofi Matematika.
Struktur spesifik yang diselidiki oleh matematikus sering mempunyai asal dari ilmu pengetahuan alam, sangat umum di fisika, tetapi mathematikus juga mengeaskan dan menyelidiki struktur untuk sebab hanya dalam ilmu pasti, karena struktur mungkin menyediakan, untuk kajian, generalisasi pemersatu bagi beberapa sub-bidang, atau alat bantu untu penghitungan biasa.
Dalam topik pembahasan Matematika, terdapat satu topik yang paling mendasar, yaitu bagun ruang. Bangun ruang adalah subuah bagunan yang memiliki sisi, rusuk dan titik sudut. Sisi adalah bidang atau permukaan yang membatasi bangun ruang. Rusuk adalah garis yang merupakan pertemuan dari dua sisi bangun ruang. Titik sudut adalah titik pertemuan dari tiga buah rusuk pada bangun ruang.
B.           Pengertian dan Prinsip-Prinsip Pendekatan Keterampilan Proses
1.      Pengertian
Pendekatan keterampilan proses pada hakikatnya adalah suatu pengelolaan kegiatan belajar-mengajar yang berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan hasil belajar (Semiawan, 1992). Pendekatan keterampilan proses ini dipandang sebagai pendekatan yang oleh banyak pakar paling sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran di sekolah dalam rangka menghadapi pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat dewasa ini.
Sumatowa (2006: 138) mengemukakan bahwa keunggulan pendekatan keterampilan proses didalam proses pembelajaran, antara lain :
a.       Siswa terlibat langsung dengan objek nyata sehingga dapat dengan mudah pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
b.      Siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari.
c.       Meatih siswa untuk berfikir lebih kritis.
d.      Melatih siswa untuk bertanya dan terlibat lebih aktif dalam pembelajaran.
e.       Mendorong siswa untuk menemukan konsep-konsep baru.
f.       Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menggunakan metode ilmiah.
2.      Pendekatan Keterampilan Proses
Menurut (Semiawan, 1992), terdapat sepuluh keterampilan proses yaitu : (1) kemampuan mengamati, (2) kemampuan menghitung, (3) kemampuan mengukur, (4) kemampuan mengklasifikasi, (5) kemampuan menemukan hubungan, (6) kemampuan membuat prediksi (ramalan), (7) Kemampuan melaksanakan penelitian (percobaan), (8) kemampuan mengumpulkan dan menganalisis data, (9) kemampuan menginterpretasikan data, dan (10) kemampuan mengkomunikasikan hasil.
a.       Mengamati :
Mengamati merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting untuk memperoleh pengetahuan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Kegiatan ini tidak sama dengan kegiatan melihat. Pengamatan dilaksanakan dengan memanfaatkan seluruh panca indera yang mungkin biasa digunakan untuk memperhatikan hal yang diamati, memilah-milah bagiannya berdasarkan kriteria tertentu, juga berdasarkan tujuan pengamatan, serta mengolah hasil pengamatan dan menuliskan hasilnya.
b.      Kemampuan Menghitung :
Kemampuan menghitung dalam pengertian yang luas, merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam kehidupan sehari-hari dapat dikatakan bahwa dalam semua aktivitas kehidupan manusia memerlukan kemampuan ini.
c.       Kemampuan Mengukur :
Dalam pengertian yang luas, kemampuan mengukur sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, dimana seseorang dapat mengetahui sesuatu yang diamatinya dengan mengukur apa yang diamatinya.
d.      Kemampuan Mengklasifikasi :
Kemampuan mengklasifikasi merupakan kemampuan mengelompokkan atau menggolongkan sesuatu yang berupa benda, fakta, informasi, dan gagasan. Pengelompokkan ini didasarkan pada karakteristik atau ciri-ciri yang sama dalam tujuan tertentu, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
e.       Kemampuan Menemukan Hubungan.
Kemampuan ini merupakan kemampuan penting yang perlu dikuasai oleh siswa. Yang termasuk dalam kemampuan ini adalah : fakta, informasi, gagasan, pendapat, ruang, dan waktu. Kesemuanya merupakan variabel untuk menentukan hubungan antara sikap dan tindakan yang sesuai.
f.       Kemampuan Membuat Prediksi (Ramalan).
Ramalan yang dimaksud di sini bukanlah sembarang perkiraan, melainkan perkiraan yang mempunyai dasar atau penalaran. Kemampuan membuat ramalan atau perkiraan yang di dasari penalaran baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Dalam teori penelitian, kemampuan membuat ramalan ini disebut juga kemampuan menyusun hipotesis. Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu kejadian atau pengamatan tertentu. Dalam kerja ilmiah, seorang ilmuwan biasanya membuat hipotesis yang kemudian diuji melalui eksperimen

C.          Media Pembelajaran
Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran.
Sedangkan, National, Education, Association (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang - dengan, termasuk teknologi perangkat keras.
Dari pendapat-pendapat yang ada di atas dapatlah disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik dalam mengikuti pelajaran sehingga mendorong pencapaian proses belajar pada diri peserta didik. Sebagai kelengkapannya maka dapat diketahui beberapa jenis media belajar, diantaranya :
  1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, postr, kartu, komik.
  2. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya.
  3. Projekted Still Media : slide, proyektor, dan sejenisnya.
  4. Projected Motion Media : film, televisi, vidio, (VCD, DVD, VTR),  komputer dan sejenisnya
Dari pendapat-pendapat yang ada di atas dapatlah disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik dalam mengikuti pelajaran sehingga mendorong pencapaian proses belajar pada diri peserta didik. Sebagai kelengkapannya maka dapat diketahui beberapa jenis media belajar, diantaranya :
a.     . Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, postr, kartu, komik.
b.     Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya.
c.     Projekted Still Media : slide, proyektor, dan sejenisnya.
d.    Projected Motion Media : film, televisi, vidio, (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.

D.          Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan prosedur penelitian seperti  berikut ini!
Modifikasi model Penelitian tindakan dari Kemmis dan Tagart










Right Arrow: Siklus I





















………………………………………………………………………………………







Right Arrow: Siklus II


Pelaksanaan
 














Keterangan:
Perencanaan. Uraikan langkah-langkah kolaborasi yang dilakukan, fakta-fakta empirisyang diperlukan dalam rangka tindakan, sosialisasi esensi tindakan dan scenario pembelajaran yang akan dilaksanakan pada guru sejawat dan siswa, perangkatperangkat pembelajaran yang perlu disiapkan dan dikembangkan, lembaran-lembaran evaluasi dan instrumen lain berikut kriteria penilaian yang akan disiapkan dan dikembangkan.
Pelaksanaan. Uraikan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah dikembangkan pada langkah perencanaan. Langkah-langkah pembelajaran ini akan sesuai dengan hakikat teori yang mendasari strategi pembelajaran, atau sesuai dengan sintaks model pembelajaran yang diadaptasi. Langkah-langkah pembelajaran tersebut hendaknya dibuat secara rinci, karena akan mencerminkan kualitas proses pembelajaran yang akan dihasilkan.
Observasi/Evaluasi. Observasi dilakukan terhadap interaksi-interaksi akademik yang terjadi sebagai akibat tindakan yang dilakukan. Interaksi-interaksi yang dimaksud dapat mencakup interaksi antara siswa dengan materi pelajaran, interaksi antar siswa, interaksi antara siswa dengan guru. Oleh sebab itu, uraian secara jelas tindakan yang dilakukan tertuju pada interaksi yang mana saja, bagaimana melakukan observasi, seberapa sering obserbasi itu dilakukan, dan apa tujuan observasi tersebut. Observasi yang utuh akan mencerminkan proses tindakan yang berlangsung. Untuk memperoleh data yang lebih akurat, observasi sering dilengkapi dengan perekaman dengan tape atau video. Evaluasi biasanya dilakukan untuk mengukur obyek produk, misalnya kualitas proses pembelajaran, sikap siswa, kompetensi praktikal, atau tanggapan siswa. Untuk itu, uraikan evaluasi yang dilakukan, jenisnya dan tujuannya, dan untuk mengukur apa evaluasi itu dilakukan.
Refleksi. Hasil observasi dan evaluasi selanjutnya direfleksi tingkat ketercapaiannya baik yang terkait dengan proses maupun terhadap hasil tindakan. Refleksi ini bertujuan untuk memformulasikan kekuatan-kekuatan yang ditemukan, kelemahan-kelemahaman dan atau hambatan-hambatan yang mengganjal upaya dalam pencapaian tujuan secara optimal, dan respon siswa. Refleksi ini harus dijelaskan secara rinci. Tujuannya adalah untuk melakukan adaptasi terhadap strategi/pendekatan/metode/model pembelajaran yang diterapkan, lebih memantapkan perencanaan, dan langkah-langkah tindakan yang lebih spesifik dalam rangka pelaksanaan tindakan selanjutnya.

  1. PELAKSANAAN PERBAIKAN
A.    Subjek Penelitian
Lokasi pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas V (lima) SD Negeri Patrol Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung. Waktu pelaksanaan adalah dimulai dari tanggal 3 sampai dengan 17 Maret 2011 dengan rincian sebagai berikut :
1.      Lokasi

2.      Struktur Organisasi SD Negeri Patrol











3.      Jadwal Pelaksanaan
Adapun waktu pelaksanaan dan fokus perbaikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
Mata Pelajaran Matematika
No
Waktu
Siklus
Fokus Perbaikan
1
Kamis, 10 Maret 2011
I
·         Siswa mau menunjukan satu persatu bangun ruang dan menyebutkan nama bangun ruang tersebut.
·         Siswa mampu menjawab pertanyaan guru tentang sifat-sifat bangun  tabung, balok, kubus, dan kerucut dilengkapi alat peraga yang ada.
2
Kamis, 17 Maret 2011
II
·         Menyebutkan jumlah Rusuk, sisi dan titik sudut pada bangun ruang balok, kubus, dan kerucut

4.      Karakteristik
Karakteristik siswa Kelas V (lima) SD Negeri Patrol  adalah sebagai berikut : jumlah siswa 22 orang, siswa laki-laki 12 orang dan jumlah siswa perempuan 10 orang. Sedangkan latar belakang siswa berasal dari keluarga dengan tingkat kehidupan yang beragam, 40% pekerjaan orang tua siswa Swasta, 30% pekerjaan orang tua siswa buruh dan Petani, 20% pekerjaan orang tua siswa pedagang dan tukang bangunan, dan 10% pekerjaan orang tua siswa pegawai negeri sipil.
B.     Deskripsi Per-Siklus
1.   Prosedur Pelaksanaan
Kegiatan perbaikan pembelajaran matematika untuk meningkatkan aktivitas dan penguasaan siswa tentang Sifat-sifat bagun ruang sederhana dengan menggunakan media alat peraga dilaksanakan dalam dua Siklus pembelajaran yang meliputi kegiatan perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Pada setiap Siklus perbaikan, penulis dibantu oleh teman sejawat dan supervisor.
2.   Hasil Perbaikan
1.      Siklus I
Tujuan Perbaikan
·          Siswa mau menunjukan satu persatu bangun ruang dan menyebutkan nama bangun ruang tersebut.
·         Siswa mampu menjawab pertanyaan guru tentang sifat-sifat bangun  tabung, balok, kubus, dan kerucut dilengkapi alat peraga yang ada.

I.       Kegiatan awal ( 5 menit )
Melakukan Tanya jawab tentang
    1. Macam-macam bangun ruang.
    2. Bentuk-bentuk bangun rungan.
    3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran sebelum menyampaikan arti pembelajaran.

II.    Kegiatan Inti ( 25 menit )
a.       Guru mendemonstrasikan tentang bangun ruang ( 5 menit ).
b.      Guru melakkan Tanya jawab tentang bangun ruang (  5 menit ).
1.      Sebutkan sifat-sifat dari bangun ruang  kubus.
2.      Berapa jumlah sisi pada tabung.
3.      Berapakah jumlah rusuk pada balok.
c.       Guru membagi kelas menjadi 4 kelompok dan diberikan tugas
d.      Mengerjakan lembar kerja kelompok kemudian perwakilan dari kelompok untuk mempersentasikannya didepan kelas  ( 15 menit ).
III. Kegiatan Akhir ( 5 menit )
a.       Siswa bersama-sama guru membuat rangkuman bangun ruang dan sifat-sifat bangun ruang.

2.      Siklus II
Tujuan Perbaikan
Mengaplikasikan pemahaman siswa tentang bangun ruang
·         Menyebutkan jumlah Rusuk, sisi dan titik sudut pada bangun ruang balok, kubus, dan Kerucut
I.       Kegiatan awal ( 5 menit )
    1. Mengkodisikan siswa siap belajar
    2. Memotifasi siswa melalui Tanya jawab dan peragaan tentang bangun ruang
    3. Apersepsi melalui Tanya jawab tentang nama bangun yang sudah dipelajari sebelumnya. Perntanyaan yang diajukan adalah persegi, persegi panjang dan segitiga.
    4. Menyampaikan tujuan dari kegiatan pembelajaran

II.    Kegiatan Inti ( 25 menit )
a.       Guru mendemonstrasikan macam-macam bangun ruang dengan alat perga yang terbuat dari kertas karton yang berbentuk kubus, balok dan kerucut
b.      Menunjukan jumlah rusuk, sisi dan titik sudut dengan peragaan langsung
c.       Membagikan lembar kerja kelompok (LKK)
d.      Siswa Mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas
e.       Tanya jawab dan kesimpulan

III. Kegiatan Akhir ( 5 menit )
b.      Evaluasi akhir pelajran
c.       Memberikan tugas PR
d.      Menutup pelajaran

  1. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.    Deskripsi per-Siklus
1.         Siklus I (pertama)
Dari pelaksanaan kegiatan pembalajaran pada Siklus I (pertama) pada siswa Kelas V SD Negeri Patrol , dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1
Data Hasil Belajar Siswa Siklus I (pertama)
Grafik 1
Data Siswa Yang Memperoleh Nilai Pada Siklus I (pertama)
Berdasarkan tabel 1 dan Grafik 1 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa Kelas V SD Negeri Patrol  pada Siklus I (pertama) mencapai rata-rata 56,82 dengan rincian dari 20 siswa, yang nilanya tuntas hanya 2 siswa yang mendapat nilai 80, dan ada 4 siswa lagi mendapat nilai 70, kemudian yang tidak tuntas ada 5 siswa mendapat nilai 60, ada 8 siswa mendapat nilai 50, ada 2 orang mendapat nilai 40, dan ada 1 siswa mendapat nilai 30, jadi persentase ketuntasan siswa 27,27%, sehingga dapat dikatagorikan buruk.


Tabel 2
Data Hasil Belajar Siswa Siklus II (kedua)

Grafik 2
Data Siswa Yang Memperoleh Nilai Pada Siklus II (kedua)

Berdasarkan tabel 2 dan Grafik 2 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa Kelas V SD Negeri  Patrol pada Siklus II (kedua) mencapai rata-rata 80,45 dengan rincian dari 20 siswa, yang nilanya tuntas hanya 2 siswa yang mendapat nilai 100, dan ada 6 siswa lagi mendapat nilai 90, dan ada 7 siswa lagi mendapat nilai 80, serta ada 5 siswa lagi yang mendapat nilai 70,masih ada juga nilai tidak tuntas namum hanya 2 siswa mendapat nilai 60, jadi secara  keseluruhan dari hasil pembelajaran siklus II (kedua) presentase ketuntasan siswa mencapai 90,90 %, sehingga dapat di katagorikan sangat baik.

Grafik 3
Rata-rata Nilai Tes dan Presentase Tuntas
Perbandingan Siklus I dan Siklus II

Dari diagram kelihatan pada Siklus I (pertama) nilai rata-rata 56,82, dan Persentase Tuntas 27,27% dengan katagori buruk, dan pada Siklus II (kedua) nilai rata-rata 80,45, dan Persentase Tuntas mencapai 90,90%, sehingga dapat dikatagorikan sangat baik.

B.     Pembahasan
Dalam pembahasan tentunya mengacu pada hasil analisis di atas, sehingga dapat diuraikan beberapa hal sebagai berikut :
1.      Siswa memiliki masalah dalam hal motivasi dan keaktifan dalam belajar Matematika karena sistem pembelajaran yang konvensional dan tidak maksimalnya penggunaan media belajar yang menarik.
2.      Untuk mengatasi masalah tersebut, penulis melakukan upaya perbaikan dengan mengggunakan alat peraga. Upaya ini dilakukan dalam dua Siklus bersama teman sejawat yang berperan sebagai observer.
3.       Pendekatan yang dilakukan ialah pada materi sifat-sidat bangun ruang sederhana, yang dalam pelaksanaannya penulis berusaha memanfaatkan alat peraga untuk meningkatkan motivasi dan keaktian siswa, sehingga dapat diperoleh hasil belajar yang maksimal.

C.    Refleksi
 Berdasarkan lembar observasi masih terjadi kelemahan-kelemahan mendasar pada saat perbaikan pembelajaran Siklus I (pertama), antara lain :
a.       Contoh yang disajikan guru masih kurang.
b.      Sistematika penyajian perlu diperbaiki. Pada saat tahap pengenalan konsep mestinya peneliti menggunakan pengetahuan siswa yang dikuasai tentang Sifat-sifat bagun ruang sederhana dengan menggunakan media alat peraga.
c.       Sebagian siswa masih belum memahami penjelasan guru. Sedangkan arah kekuatan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada Siklus II (kedua) yaitu meliputi :
1.      Pembelajaran inkuiri berimbas positif terhadap perubahan aktifitas dalam kreatifitas siswa.
2.      Alat peraga cukup komunikatif dalam menyampaikan pesan pembelajaran.
Selain hal tersebut agar kemampuan siswa individual dapat diukur, pada penugasan kelompok ada perintah untuk pengerjaan secara individual dalam naungan kelompok. Sedangkan pada Siklus II (kedua) berdasarkan hasil observasi (terlampir) yang dilakukan rekan sejawat dan supervisor, didapati kekuatan-kekuatan perbaikan pembelajaran Siklus II (kedua) antara lain :
a)      Penjelasan guru menjadi lebih jelas dan mudah dipahami.
b)      Contoh dan latihan disampaikan relevan dengan pendekatan pembelajaran yang digunakan.
c)      Sistematika penyajian terurut dengan baik.
Sebagai tindaklanjut dari Siklus I (pertama) apabila masih kurang berhasil sebagai penyelesaian berikutnya akan tindaklanjuti melalui Siklus II (kedua). Dalam pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran pada Siklus II (kedua) tentunya melalui konsultasi dengan teman sejawat dan bimbingan supervisor

D.    Hal-hal yang unik
a.       Hal –hal unik yang muncul pada saat pelaksanaan perbaikan pembelajaran diantaranya. Pada siklus I siswa bnyak yang melirik dan meperhatikan gerak gerik pengamat, sehungga pembelajaran kurang efektif tetapi setelah diberi tahu maksud kedatangan tamu tersebut siswa baru terlihat tentang dalam mengikuti pembelajaran.
b.      Kejadian lain yaitu pada siklus II, ada seorang siswa yang bernama Deni Setiana selain meningkatnya prestasi belajar, juga menunjukan kedisiplinan dalam waktu belajar, bahkan ia lebih aktif dalam diskusi. Padahal tadinya sangat kurang bahkan sering mengamuk saat proses belajar mengajar berlangsung.
Bedasarkan proses di atas menunjukan perubahan pemebelajaran yang dilakukan penulis ini, berarti keberhasilan pembelajaran antara lain ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengelola kelas, pemberian motivasi dan pedekatan lengsung pada siswa yang bermasalah.
  1.  KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
Dari keseluruhan hasil perbaikan mengenai “pengerjaan hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah bagi siswa Kelas V SD Negeri Patrol , maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran terhadap peningkatan hasil belajar Matematika pada siswa Kelas V SD Negeri Patrol . Hal ini diketahui dari peningkatan rata-rata nilai hasil belajar pada Siklus I (pertama) ke Siklus II (kedua) sebesar 63,63%. Peningkatan skor siswa diasumsikan merupakan akibat dari perlakuan yang lebih diberikan penekanan kepada siswa dengan menggunakan pengerjaan hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah..
Jawaban atas pertanyaan penulisan yang diajukan pada rumusan masalah adalah sebagai berikut :
a.       Hasil belajar siswa Kelas V SD Negeri Patrol  dalam materi sifat-sifat bangun ruang sederhana pada mata pelajaran Matematika pada Siklus I (pertama) sangat tidak memuaskan, dengan rata-rata nilai, 56,82.
b.      Perbedaan hasil belajar siswa Kelas V SD Negeri Patrol  dalam materi sifat-sifat bangun ruang sederhana pada mata pelajaran Matematika sebelum perbaikan pembelajaran dan setelah perbaikan pembelajaran cukup signifikan, yaitu rata-rata sebesar 80,45.

B.     Saran
Berdasarkan kesimpulan yang didapat, maka dapat dinyatakan bahwa penerapan penggunaan media alat peraga tentang sifat-sifat bagun ruang sederhana pada pelajaran Matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas V SD Negeri Patrol, maka penulis memiliki beberapa saran tindak lanjut, yaitu berupa :
a.       Pemilihan dan penggunaan alat peraga yang sesuai berkontribusi positif dalam perbaikan pembelajaran, karena itu disarankan kepada teman sejawat agar senantiasa untuk melakukan perbaikan setiap pembelajaran, misalnya : pemilihan alat dan media yang sesuai.
b.      Disarankan teman sejawat berupaya untuk melakukan perbaikan dan peningkatan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas.
c.       Untuk lebih meningkatkan penguasaan tuntutan guru yang profesional, perlu dilakukan penyegaran melalui Kelompok kerja Guru (KKG) dalam upaya berbagi pendapat dan tukar pengalaman. 
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas ( 2008 ) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kelas IV
Drs. H. Udin S. Winataputra, MA., dkk Strategi Belajar Mengajar (PGSD 2201) Penerbit Universitas Terbuka
Gatot Muhsetyo, dkk Pembelajaran Matematika SD (PDGK 4406) Penerbit Universitas Terbuka
I.G.A.K Wardani, Kuswara Penelitian Tindakan Kelas (IDIK 4008) Penerbit Universitas Terbuka
TIM TAP FKIP. UT Panduan Tugas Akhir Program Sarjana FKIP (IDIK4500) Penerbit Universitas Terbuka
TIM FKIP Pemantapan Kemapuan Profesional (PDGK 4501) Penerbit Universitas Terbuka

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Blog Lima Themes | Bloggerized by Lasantha - Kelas Lima Esde | Blogger Templates